FATIMATUZZAHROH, Feti and Hadi, Sudharto P. and Purnaweni, Hartuti (2021) MODEL COMMUNITY DEVELOPMENT REHABILITASI DAN EKOWISATA MANGROVE (Studi Kasus Pesisir Karangsong, Kecamatan Indramayu, Provinsi Jawa Barat). Doctoral thesis, School of Postgraduate Studies.

	Text COVER.pdf Download (381kB)
	Text BAB I.pdf Download (198kB)
	Text BAB II.pdf Download (154kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (598kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (252kB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)
	Text BAB VI.pdf Download (49kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (225kB)

Abstract

Pesisir Karangsong mengalami abrasi selama lebih dari 20 tahun akibat budidaya tambak yang mengkonversi hutan mangrove. Kelompok Pantai Lestari merupakan salah satu kelompok yang berhasil melakukan upaya rehabilitasi mangrove di Karangsong, yang kemudian dikembangkan menjadi kawasan ekowisata mangrove. Pengembangan ekowisata mangrove merupakan dampak dari keterlibatan dan intervensi sejumlah stakeholder. Stakeholder utama yang terlibat dalam pengembangan kawasan ekowisata mangrove salah satunya adalah Pertamina RU VI Balongan. Keterlibatan stakeholder tersebut membuat community development yang pada awalnya dipegang penuh oleh kelompok, menjadi “diarahkan” dalam pengelolaan maupun pengembangannya, yang berdampak positif dan negatif. Dampak positif dari keterlibatan stakeholder yaitu pengembangan kawasan rehabilitasi mangrove menjadi kawasan ekowisata sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan dampak negatif dari intervensi stakeholder, adanya klaim dari berbagai stakeholder yang terlibat, yang juga dapat memicu munculnya ketidakmandirian dan ketergantungan masyarakat. Penelitian ini mengevaluasi proses community development, dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari kegiatan rehabilitasinya, peranan stakeholdernya serta dampaknya bagi community development. Penelitian ini juga akan mengemukakan model community development pada rehabilitasi dan ekowisata mangrove. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan depth interview dan hasilnya dianalisis dengan teori tipologi community development yang dikemukakan Matarrita-Cascante dan Brennan (2012) dan analisis stakeholder dengan teori Han et al., (2013).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa tipologi community development pada kegiatan rehabilitasi mangrove di Karangsong termasuk dalam kategori self-help. Hal ini dapat dilihat pada proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang dilakukan sepenuhnya oleh kelompok Pantai Lestari dan stakeholder berperan sebagai partisipan dalam membantu penanaman dan pelaksanaanya. Sedangkan pada perkembangan menjadi ekowisata, tipologi community development berada pada tahap directed atau diarahkan. Hal ini dapat dilihat pada perencanaan ekowisata yang lebih banyak dilakukan oleh Pertamina RU VI Balongan pada pengembangan ekowisatanya dan Pemerintah Daerah Indramayu dengan pengelolaan ekowisatanya. Rekomendasi model community development pada rehabilitasi dan ekowisata mangrove adalah adanya rekognisi dari Pemerintah Daerah dan Pertamina RU VI Balongan dalam bentuk co-management dan perbaikan kelembagaan.
Kata Kunci: Community-development, Stakeholder, rehabilitasi mangrove, tipologi

Karangsong coast has experienced abrasion for more than 20 years due to conrverting mangrove forest to fish pond. The Pantai Lestari Group is one of the group in Karangsong, that succeeded to rehabilitating the mangrove forest, and later developed into a mangrove ecotourism area. The development of mangrove ecotourism is an impact of a number stakeholder involvement and intervention. One of the main stakeholders involved in the developing mangrove ecotourism area, is Pertamina RU VI Balongan. The involvement of stakeholder has an impact to a community development process in Karangsong, which is should be fully held by Pantai Lestari group, being directed in ecotourism management and development, and it has a positive and negative impact. The development of mangrove rehabilitation area into ecotourism area are a positive impact of stakeholder involvement in community development in Karangsong. It increasing community income and community welfare. Meanwhile, the negative impact of stakeholder intervention is the claim from various stakeholders and also triggering the emergence of community independence and dependence. This research evaluated community development process, the social impact, the economic impact, and the environmental impact from the rehabilitation activity, also the role of stakeholder and its impacted to the community development. This study also proposed a community development model for mangrove rehabilitation and ecotourism. The qualitative research method was used with in-depth interviews and analyzed with the typology of community development by Mataritta-Cascante and Brennan (2012) and stakeholder analysis by Han et al. (2013).
The result concludes that community development typology in mangrove rehabilitation activities in Karangsong at the self-help stage. It shows on the planning, implementation, and evaluation process all by the Pantai Lestari group. Stakeholder has a role as participation in planting and implementing. Meanwhile, when mangrove forests develop to ecotourism, the stage of community development is in the directed. The directed stage because of the ecotourism planning mostly all by Pertamina RU VI Balongan for ecotourism development and mostly by Indramayu Regional Government for the management. The community development model we recommend for mangrove rehabilitation and ecotourism is the Pantai Lestari group's recognition as a community from local government, either in management or institutionally.
Keywords: Community-development, Stakeholders, mangrove rehabilitation, typology

Actions (login required)

View Item