PONIMAN, Poniman and Soeprobowati, Tri Retnaningsih and Helmi, Muhammad (2021) DISTRIBUSI SENYAWA POPs PADA LAHAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BREBES MENGGUNAKAN MODEL GEOSPASIAL. Masters thesis, School of Postgraduate Studies.

	Text 1. Bagian Awal (Judul - Abstrak).pdf Download (460kB)
	Text BAB I PENDAHULUAN.pdf Download (478kB)
	Text BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf Download (769kB)
	Text BAB III METODE PENELITIAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (915kB)
	Text BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)
	Text KESIMPULAN DAN SARAN.pdf Download (21kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (830kB)

Abstract

Konvensi Stockholm 2001 menyepakati penghapusan penggunaan senyawa POPs secara global tahun 2008. Terdapat tiga belas senyawa POPs yang tertera dalam konvensi tersebut dan sembilan diantaranya berasal dari insektisida pertanian, yaitu DDT, Dieldrin, Aldrin, Endrin, Heptaklor, Lindan, Klordan, Mirek, dan Toksafen. Residu senyawa POPs di lingkungan dapat mengalami distribusi yang dinamis akibat proses biologi, fisika, dan kimia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat residu dan dinamika perubahan senyawa POPs pada lahan pertanian bawang merah di sebagian wilayah Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes pada titik koordinat 109.025206 BT dan -6.932594 LS seluas 2.374,1 ha. Penelitian berlangsung antara bulan Januari 2020-April 2021. Penelitian diawali dengan pengambilan contoh tanah di lapangan dengan menggunakan metode grade, analisis residu senyawa POPs dengan metode SNI 06-6991.1-2004, data time series melalui studi pustaka, dan pemetaan distribusi senyawa POPs metode spline interpolation dengan program ArGIS 10.4. Hasil pengukuran senyawa POPs pada sampel tanah dari lapangan tahun 2020 menunjukkan residu DDT, Dieldrin, dan Lindan antara <LoD (kategori pencemaran sangat ringan) sampai >BMR (kategori tinggi-sangat tinggi). Pada lahan bawang merah di Wanasari terjadi perubahan distribusi senyawa POPs (DDT, Aldrin, Dieldrin, Endrin, Heptaklor, dan Lindan) selama tahun 2017-2020. Wilayah studi memiliki status pencemaran senyawa POPs tinggi-sangat tinggi mencapai luas >30% untuk empat tahun pengamatan (2017, 2018, 2019, dan 2020). Untuk menurunkan residu senyawa POPs pada lahan bawang merah, dapat dilakukan remediasi (bioremediasi, fitoremediasi, dan kemoremediasi).
Kata kunci: Geospasial, Ditribusi POPs, Bawang merah

The 2001 Stockholm Convention agreement to eliminate the use of POPs compounds globally in 2008. There are thirteen POPs compounds listed in the convention and nine of them come from agricultural insecticides, namely DDT, Dieldrin, Aldrin, Endrin, Heptachlor, Lindan, Chlordane, Mirex, and Toxafen. The residue POPs in the environment can experience the dynamic distribution due to the process of biology, physics, and chemistry. The research objective was to determine the residual level and dynamics of changes in POPs compounds in agricultural land of shallot in parts of Wanasari subDistrict, Brebes Regency at coordinates 109.025206 EL and - 6.932594 SL covering an area of 2,374.1 ha. The research took place between January 2020 - April 2021. The research began with soil sampling in the field using the grade method, analysis of POPs compound residues using the SNI 06-6991.1-2004 method, time series data onto literature studies, and mapping the distribution of POPs compounds spline interpolation method of ArGIS 10.4 program. The results of measurements of POPs compounds in soil samples from the field in 2020 showed DDT, Dieldrin, and Lindan residues ranging from <LoD (very light pollution category) to >BMR (high-very high category). On the lands of shallot in Wanasari there was a change in the distribution of POPs during 2017-2020 in the six POPs compounds observed (DDT, Aldrin, Dieldrin, Endrin, Heptachlor, and Lindan). The study area had high-very high POPs contamination status reaching> 30% for the four years of observation (2017, 2018, 2019, and 2020). To reduce the residue of POPs compounds in shallot fields, remediation can be done (bioremediation, phytoremediation, and chemoremediation).
Keywords: Geospatial, Distribution of POPs, Shallots

Actions (login required)

View Item