Search for collections on Undip Repository

PUSAT PERAWATAN DAN PENDIDIKAN DOWN SYNDROME DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN MULTISENSORI

ALLISYA, ALDHILA WANDA and Pandelaki, Edward Endrianto and Pribadi, Septana Bagus (2020) PUSAT PERAWATAN DAN PENDIDIKAN DOWN SYNDROME DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN MULTISENSORI. Undergraduate thesis, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

[img] Text
Judul.pdf - Published Version

Download (160kB)
[img] Text
Bab.1.pdf - Published Version

Download (145kB)
[img] Text
Bab.5 dan Daftar pustaka.pdf - Published Version

Download (224kB)
[img] Text
LP3A_Aldhila Wanda Allisya_21020116130097.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Down Syndrome merupakan keterbelakangan fisik dan mental yang terjadi dikarenakan kelainan pada kromosom. Penderita Down Syndrome akan mudah dikenali dari bentuk wajahnya yang khas. Selain itu, adanya satu garis horisontal pada telapak tangan atau yang dikenal dengan istilah simian crease merupakan ciri lain dari penderita Down Syndrome. Ciri lainnya antara lain jarak yang berlebihan antara jempol kaki dan telunjuk kaki, bentuk kuping yang abnormal, dan jari kelingking hanya memiliki satu sendi. Penderita Down Syndrome pada dasarnya tetap memiliki potensi sama dengan anak-anak pada umumnya. Selain memberikan pelatihan untuk menstimulus perkembangan otak maupun fisiknya, penderita Down Syndrome juga memerlukan perhatian dari lingkungan sosialnya. Berteman dan berinteraksi dengan mereka dapat meningkatkan kepercayaan dirinya sehingga akan mendorong mereka untuk mandiri (Purnamasari, 2017).
Adapun langkah yang konkrit dalam mengembangkan kemampuan dan potensi dari penderita Down Syndrome adalah dengan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Baik dalam penyediaan kebutuhan akan pendidikan maupun akan kesetaraan dalam kesehatan jasmani dan rohani. Di Kota Semarang sendiri belum terdapat fasilitas khusus yang mampu mengakomodasi kebutuhan vital dari penderita Down Syndrome. Fasilitas yang ada di Kota Semarang berupa SLB (Sekolah Luar Biasa) hanya berjumlah 11 unit. SLB tersebut pun masih mengintegrasikan penderita Down Syndrome dengan pengguna dengan disabilitas lainnya. Di samping itu, tidak semua SLB menyediakan fasilitas terapi yang tepat dan lengkap bagi penderita Down Syndrome. Dari sini dapat diperoleh bahwa proses pendidikan dan fasilitas kesehatan yang ada bagi penderita Down Syndrome di Kota Semarang belum maksimal dan cenderung tidak efektif. Untuk itu, diperlukan suatu tempat khusus penyedia kebutuhan para penderita Down Syndrome akan pendidikan dan fasilitas kesehatan yang layak di Kota Semarang.
Proses awal perancangan dimulai dengan memelajari lebih dalam mengeni definisi dari Down Syndrome serta kebutuhan dan tingkah laku khusus mereka, dilanjutkan dengan persyaratan ruang yang tepat bagi penderita Down Syndrome, serta studi banding dengan bangunan yang sejenis yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan kontekstual. Untuk penekanan desain sendiri dipilih penerapan konsep arsitektur multisensori. Pemilihan tapak didasarkan pada kriteria-kriteria syarat tapak yang diperoleh dari hasil studi literatur maupun studi banding.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Engineering > Architecture Engineering
Engineering
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Depositing User: agus pramono
Date Deposited: 25 Apr 2022 01:29
Last Modified: 25 Apr 2022 01:29
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/5905

Actions (login required)

View Item View Item