Hartiana, Kristianti and Utomo, R.P. Uva and Sari, Desvita (2025) PERBEDAAN BAU, WARNA OTOT, FLEKSIBILITAS SENDI DAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME TIKUS PADA METODE EMBALMING MENGGUNAKAN CAIRAN 10 % FORMALIN (F10), SATURATED SALT SOLUTION (SSS), DAN FORMALDEHYDE FREE. Masters thesis, Universitas Diponegoro.
![]() |
Text (ABSTRAK-THESIS)
KRISTIANTI HARTIANA-22041121310001-TESIS-ABSTRAK.pdf Download (345kB) |
Abstract
Latar belakang : Embalming digunakan selain untuk kepentingan pemakaman juga digunakan untuk pendidikan. Prinsip utama dalam pengawetan kadaver adalah mempertahankan supaya jaringan masih terlihat nyata. Metode tradisional untuk mengawetkan kadaver menggunakan formaldehida, namun formaldehida memiliki beberapa dampak buruk, antara lain tidak dapat menampilkan kualitas selayaknya organ hidup serta memiliki bau yang menyengat. Untuk
mengurangi konsentrasi formaldehida, kemudian muncul beberapa usulan agen fiksatif yang digunakan. Akan tetapi, hanya beberapa cairan yang diuji untuk tujuan embalming.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan bau, warna otot, fleksibilitas sendi dan pertumbuhan mikroorganisme tikus yang diberi cairan embalming 10% Formalin (F10), Saturated Salt Solution dan Formaldehyde free.
Metode : Penelitian ini menggunakan 16 ekor tikus wistar sebagai sampel. Cairan embalming 10% Formalin (F10), Saturated Salt Solution (SSS), dan Formaldehyde Free dibandingkan dengan mayat tikus segar. Organoleptik (bau, warna otot, fleksibilitas sendi), pertumbuhan mikroorganisme di analisis. Bau dan warna otot dibandingkan dengan mayat segar, fleksibilitas sendi dan pertumbuhan mikroorganisme dibandingkan antara sebelum dan sesudah perlakuan.
Hasil : Terdapat perbedaan bau antara ketiga cairan dengan mayat segar. Didapatkan perbedaan warna otot pada kelompok yang diberikan cairan embalming F10 dan SSS dengan mayat segar. Tidak didapatkan perbedaan warna otot pada kelompok dengan cairan embalming Formaldehyde Free. Fleksibilitas sendi dan pertumbuhan mikroorganisme didapatkan perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil kultur setelah perlakuan pada semua kelompok tidak didapatkan pertumbuhan mikroorganisme.
Kesimpulan: Cairan F10 memiliki bau paling menyengat, dan Formaldehyde Free dinilai tidak menyengat. Warna otot pada tikus yang diberi cairan Formaldehyde Free tidak berbeda dengan tikus segar. Ketiga kelompok memiliki perbedaan sebelum dan sesudah pemberian cairan dalam fleksibilitas sendi dan pertumbuhan mikroorganisme. Sehingga cairan Formaldehyde Free dapat menjadi alternatif dalam pengawetan tikus.
Kata kunci: embalming, formalin, formaldehyde free, kadaver, saturated salt solution
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | embalming, formalin, formaldehyde free, kadaver, saturated salt solution |
Subjects: | Medicine |
Divisions: | Faculty of Medicine > Master Program of Specialist Medical |
Depositing User: | Upload Mandiri FK |
Date Deposited: | 14 Mar 2025 02:42 |
Last Modified: | 14 Mar 2025 02:42 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/30119 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |