Tedja, Dicky Adrian and Mellyana, Omega and Sareharto, Tun Paksi (2024) Faktor yang Mempengaruhi Epilepsi Responsif Obat. Masters thesis, Universitas Diponegoro.
![]() |
Text (Dicky Adrian Tedja-22040321310002-TESIS-ABSTRAK)
Dicky Adrian Tedja-22040321310002-TESIS-ABSTRAK.pdf Download (82kB) |
Abstract
Latar belakang: Durasi penggunaan obat anti epilepsi (OAE) sangat bervariatif dan tergantung pada etiologi epilepsi, manifestasi klinis dan respons terhadap OAE. Epilepsi pada anak mempengaruhi pasien dan keluarga sebab terjadi gangguan aktivitas harian, stigma sosial, penurunan kualitas hidup, peningkatan risiko morbiditas dan menurunkan angka harapan hidup. Epilepsi responsif obat berarti pasien epilepsi yang mengalami durasi bebas kejang minimal 12 bulan setelah mendapatkan OAE. Tujuan : Mengetahui faktor yang mempengaruhi epilepsi responsif obat
Metode : Penelitian case control pada 109 anak dengan epilepsi usia 2-18 tahun di Poliklinik Neurologi Anak. Kelompok kasus yaitu subyek bebas kejang minimal 12 bulan dan terdapat kejang dalam 12 bulan terakhir sebagai kontrol. Faktor yang dievaluasi yakni kejang saat tidur/terjaga, tipe kejang, frekuensi kejang, gangguan perkembangan dan riwayat epilepsi dalam keluarga (first degree relative). Evaluasi faktor risiko dilakukan berdasarkan hasil rekam medis pasien. Data dianalisa dengan Chi-square serta logistik regresi. Hasil : Terdapat 79 subyek kelompok kontrol dan 30 subyek kelompok kasus. Faktor berpengaruh terhadap epilepsi responsif obat dalam analisa multivariat yakni tanpa riwayat keluarga dengan epilepsi (OR 6.307, 95% CI 1.344-29.585), perkembangan yang normal (OR 7.817, 95% CI 1.893-32.276), kejang saat tidur (OR 0.139, 95% CI 0.035-0.549), kejang saat tidur dan terjaga (OR 0.100, 95% CI 0.018-0.550), satu tipe kejang (OR 4.039, 95% CI 1.170-13.938), dan frekuensi kejang kurang dari 10 kali sebelum pengobatan (OR 6.149, 95% CI 1.694-22.321). EEG normal, pencitraan otak normal dan usia onset lebih dari 1 tahun memiliki kemungkinan lebih besar terjadi epilepsi responsif obat namun tidak signfikan. Kesimpulan : Kejang saat bangun, satu tipe kejang, frekuensi kejang sebelum pengobatan kurang dari 10, perkembangan yang normal dan tidak adanya riwayat keluarga memiliki kemungkinan lebih besar mengalami epilepsi responsif obat.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | epilepsi, epilepsi responsif obat, bebas kejang, remisi |
Subjects: | Medicine |
Divisions: | Faculty of Medicine > Master Program of Specialist Medical |
Depositing User: | Upload Mandiri FK |
Date Deposited: | 26 Feb 2025 06:35 |
Last Modified: | 26 Feb 2025 06:35 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/29638 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |