Wulandari, Titik and Laksono, Arido (2023) EKSISTENSI DAN SPIRITUALITAS ALIRAN KEBATINAN : STUDI FENOMENOLOGI ORGANISASI ALIRAN KEBATINAN “PERJALANAN” DI KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, FAKULTAS ILMU BUDAYA.
![]() |
Text
Titik Wulandari - depan.pdf Download (950kB) |
![]() |
Text
Titik Wulandari - Bab I.pdf Download (406kB) |
![]() |
Text
Titik Wulandari - Bab II.pdf Download (593kB) |
![]() |
Text
Titik Wulandari - Bab III.pdf Restricted to Repository staff only Download (446kB) |
![]() |
Text
Titik Wulandari - Bab IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (366kB) |
![]() |
Text
Titik Wulandari - Bab V.pdf Download (140kB) |
![]() |
Text
Titik Wulandari - dafpus.pdf Download (142kB) |
![]() |
Text
Titik Wulandari 13040217120020.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
![]() |
Text
Titik Wulandari - lamp.pdf Download (362kB) |
Abstract
Tujuan penulis meneliti tentang aliran kepercayaan kebatinan “ Perjalanan” atau AKP ( Aliran Kebatinan Perjalanan) Kota Semarang adalah 1) Mengetahui
bagaimana laku atau praktik spiritualitas yang dijalankan oleh penganut aliran kebatinan “ Perjalanan”. 2) Mengetahui bagaimana komunikasi dan pemaknaan dari praktik spiritualitas yang dijalankan penganut aliran kebatinan “Perjalanan”.
3) Mengetahui bagaimana eksistensi aliran kebatinan “ Perjalanan” Kota
Semarang saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini, bertujuan mendapatkan data deskriptif dan jawaban yang jujur dari informan-informan yang diamati. Dengan menggunakan teori komunikasi spiritual, memunculkan makna sebagai hasil pemahaman dari para penganut. Penelitian dilakukan di Kota Semarang, tempat kesekretariatan Aliran Kebatinan “ Perjalanan”. Subjek dari penelitian ini adalah penganut aliran kebatinan “ Perjalanan” dan warga setempat yang bukan penganut. Hasil penelitian menunjukkan pertama, spiritualitas yang dilakukan oleh penganut kebatinan “ Perjalanan” adalah berupa praktik atau laku spiritual yang disebut “Manembah”. Manembah dilakukan dengan cara Heneng, Hening, Eling, Awas dan Waspada, yang dilakukan dengan posisi kenyamanan penganut. “ Manembah” adalah sebagai bentuk komunikasi kepada Tuhan agar mendapat tenang dan tentram. Kedua, makna Manembah AKP, yaitu makna tentang hidup, ketuhanan dan kerohanian. Fungsi “ Manembah” AKP: sebagai sarana meminta petunjuk, refleksi diri, dan mencapai ketentraman. Penelitian ini juga membahas eksistensi dan persepsi dari warga non penganut AKP di lingkungan tempat tinggal mereka.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Humanities |
Divisions: | Faculty of Humanities > Department of Anthroplogy |
Depositing User: | Mr UPT Perpus Undip |
Date Deposited: | 13 Feb 2025 08:56 |
Last Modified: | 13 Feb 2025 09:03 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/29422 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |