ZAHARA SOFA, NISTRINA (2024) MUSEUM ASTRONOMI DAN PLANETARIUM BANDUNG. Undergraduate thesis, UNDIP.
![]() |
Text
01 COVER.pdf - Submitted Version Download (23kB) |
![]() |
Text
03 HALAMAN PENGESAHAN.pdf - Submitted Version Download (287kB) |
![]() |
Text
05 ABSTRAK.pdf - Submitted Version Download (7kB) |
![]() |
Text
11 BAB 1.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (86kB) |
![]() |
Text
12 BAB 2.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (769kB) |
![]() |
Text
13 BAB 3.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (976kB) |
Abstract
Seiring berjalannya waktu perkembangan akan pemahaman ilmu astronomi pada masyarakat Indonesia tidak kian membaik. Hal ini dikarenakan kurang memadai dan tidak bisa beradaptasinya fasilitas pada bangunan terhadap perkembangan zaman. Ironisnya hal ini terjadi di Obsevatorium dan Planetarium yang sudah ada di Indonesia. Ditambah dengan jumlah bangunan yang sedikit
membuat ilmu astronomi susah digapai oleh masyarakat umum Indonesia. Tentunya
hal ini membuat ilmu astronomi terkesan eksklusif dimana ilmu astronomi hanya bisa dipelajari oleh beberapa kalangan saja. Padahal pemahaman suatu masyarakat akan ilmu sains seperti ilmu astronomi menjadi tolak ukur akan kemajuan suatu negara. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah bangunan seperti Museum
Astronomi, Observatorium, dan Planetarium pada negara maju seperti Amerika,
Jepang, dan China.
Perkembangan ilmu astronomi di Bandung sendiri dimulai sejak
didirikannya Observatorium Bosscha. Namun, semenjak Covid-19 pihak Observatorium Bosscha membatasi jumlah kunjungan yang semula bisa 600 orang dalam sehari sekarang hanya 100 orang. Covid-19 bukanlah salah satu alasannya penetapan Observatorium Bosscha sebagai Cagar Budaya tingkat Nasional serta polusi cahaya pada kawasan Bosscha membuat bangunan ini perlu membatasi
jumlah kunjungan. Tentunya jumlah ini tidak dapat menampung antusiasme masyarakat terhadap ilmu astronomi seperti sedia kala. Pendaftaran pun hanya bisa dilakukan pada website. Tidak ada penerimaan pengunjung secara on the spot. Hal ini tentunya membuat pengunjung yang telah datang secara langsung tanpa
melakukan pendaftaran terlebih dahulu harus mengurungkan niatnya untuk mengunjungi bangunan ini. Selain itu fasilitas yang ada pada bangunan ini masih belum bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman yang ada. Museum Astronomi dan Planetarium Bandung hadir untuk memecahkan solusi ini. Tentunya bangunan ini diinisiasikan untuk mendekatkan dan membuat pengalaman luar angkasa yang tak terlupakan dengan cara yang menarik bagi para pengunjungnya.
Kata Kunci: Bandung; Museum Astronomi; Planetarium.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Engineering > Architecture Engineering |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
Depositing User: | Magister Arsitektur |
Date Deposited: | 18 Dec 2024 03:02 |
Last Modified: | 18 Dec 2024 03:02 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/26304 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |