Ronauli Carolina, Edelweiss and Nuryanto, Nuryanto and Sandi Wijayanti, Hartanti Hubungan Asupan Makronutrien, Variasi Makan, dan Praktik Pemberian Makan dengan Status Gizi Anak Sindrom Down di Semarang. -. (Unpublished)

Text Abstrak-Edelweiss Ronauli Carolina.pdf Download (96kB)

Abstract

Latar belakang: Sindrom Down merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kelebihan di kromosom 21. Penderita sindrom Down di Indonesia meningkat dari 0,13% menjadi 0,21% pada tahun 2018. Anak sindrom Down memiliki energy expenditure lebih rendah dan berisiko kegemukan.

Tujuan: Memberikan gambaran asupan makronutrien, variasi makan, dan praktik pemberian makan pada anak sindrom Down serta menganalisis hubungan terhadap status gizinya.

Metode: Penelitian menggunakan metode observasional cross-sectional dan melibatkan 47 anak sindrom Down usia 6 – 17 tahun beserta pengasuh utama. Pengambilan data karakteristik dengan kuesioner, asupan makronutrien dengan semi quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ), variasi makan dengan dietary diversity score (DDS), dan praktik pemberian makan dengan child feeding questionnaire (CFQ). Pengukuran antropometri meliputi berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan digital dan microtoise. Analisis bivariat dengan uji pearson dan spearman.

Hasil: Rerata asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak secara berurutan adalah 1.768,5 kkal/hr, 241,1 g/hr, 66,2 g/hr, dan 63,1 g/hr. Sebanyak 29 (61,7%) anak sindrom Down memiliki variasi makan sedang. Sebanyak 29 (61,7%) orangtua bersikap mengontrol makan anak. Tidak ditemukan hubungan signifikan antara asupan makronutrien, variasi makan, praktik pemberian makan dengan status gizi (p<0,05).

Simpulan: Asupan makronutrien, variasi makan, dan praktik pemberian makan tidak berhubungan dengan status gizi (z-skor IMT/U) anak sindrom Down di Semarang.

Kata kunci: sindrom Down, asupan makan, praktik pemberian makan, status gizi

Actions (login required)

View Item