Zhafar, Muhammad Thoriq (2024) PERUBAHAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI JEPANG DARI PASIFISME DEFENSIF MENJADI PASIFISME PROAKTIF PERIODE 2017-2020. Undergraduate thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.

	Text Cover.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text BAB 1.pdf - Submitted Version Download (350kB)
	Text BAB II.pdf - Submitted Version Download (1MB)
	Text BAB III.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (616kB)
	Text BAB IV.pdf - Submitted Version Download (124kB)
	Text Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version Download (106kB)

Abstract

Majelis rendah atau DPR Jepang pada akhirnya menyetujui perubahan
konstitusi pasal 9 yang diharapkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe pada tanggal 16
Juli 2015 walaupun terjadi bentrokan didalamnya. Kebijakan ini menjadi lompatan
perubahan terbesar dalam postur militeristik negara Jepang sejak trauma dari Perang
Dunia II. Masalah yang muncul: Bagaimana Jepang melakukan perubahan kebijakan
pasifisme menjadi proaktif walaupun dilemma tersebut?
Tujuan penelitian untuk memberikan penjelasan perihal perubahan kebijakan
suatu negara dengan diplomasi pertahanan yang dilakukan oleh Jepang. penelitian ini
memberikan perspektif baru terkait diplomasi pertahanan walaupun mengalami
security dilemma pada negara Jepang.
Penelitian ini menggunakan diplomasi pertahanan. kerjasama antara
kemiliteran dalam proses diplomasi untuk mencegah konflik, peningkatan kapabilitas
militer, perlindungan dengan meningkatkan hegemoni dari negara Jepang.
Kemunculan reinterpretasi konstitusi dari pasal 9 menjadikan pengurangan pembatasan
konstitusional kepada pasukan Jepang dalam bertindak di luar negeri atau praktik
Collective Self-Defense yang menjadikan perubahan arah kebijakan luar negeri
pasifisme dan citra yang dihasilkan dari pasifisme proaktif.
Hasil penelitian menunjukkan Jepang perubah pasifisme menjadi proaktif
secara masif dan menggunakan diplomasi pertahanan. Terutama dengan terbentuknya
forum internasional Jepang dapat menjadi negara yang mandiri secara militer karena
tidak terlalu bergantung dengan Amerika, tetapi tetap berkembang terhadap saingan di
kawasannya. Pada akhirnya Jepang dapat menggunakan self collective defense dan
berhasil keluar dari stigma Pasifisme dan menjadi militer secara sepenuhnya.
Disarankan kebijakan politik luar negeri suatu negara diatur secara diplomasi
lembut agar tidak menciptakan ancaman pada negara lain. Negara dapat memberikan
kepercayaan dalam bekerjasama saling berkembang dalam kemajuan. Dalam perilaku
pertahanan perlunya diciptakan kolabirasi dengan bersinergi dengan negara kawasan
tidak terpaku pada aliansi saja.
Kata kunci: Jepang, Shinzo Abe, Pasifisme Proaktif, Diplomasi Pertahanan, Dilemma
Keamanan.

Actions (login required)

View Item