ANGGRAENI, DEVI KURNIA NUR (2024) FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SEKUNDER PROFIL KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2020 - 2022). Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Text REPO DEVI.pdf - Published Version Download (427kB)

Abstract

Angka kejadian stunting di Indonesia masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2024 yaitu sebesar 14%. Meskipun angka tersebut menurun tiap tahunnya tetapi penurunan persentasenya masih lambat. Kejadian stunting dapat dipengaruhi oleh faktor ibu selama kehamilan seperti mendapatkan pelayanan Antenatal Care dan tablet tambah darah. Berat bayi lahir rendah dan status ekonomi menjadi salah satu faktor risiko kejadian stunting. Perlu mengetahui penyebab stunting agar penanganan stunting dapat dilakukan dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor risiko terjadinya stunting pada baduta usia 0-23 bulan di Indonesia 2020 – 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020, 2021, dan 2022 dengan unit analisis provinsi. Populasi dan sampel yang digunakan yaitu 34 Provinsi di Indonesia. Analisis data yang digunakan yaitu korelasi rank spearman dan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan pada nilai kemaknaan α = 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara Antenatal Care tahun 2020 (p-value = 0,016), tahun 2021 (p-value = 0,009), tahun 2022 (p-value = 0,016), faktor pemberian tablet tambah darah tahun 2020 (p-value = 0,008), tahun 2021 (p-value = 0,016), tahun 2022 (p-value = 0,002), faktor BBLR tahun 2020 (p-value = 0,001), tahun 2021 (p-value = 0,0001), tahun 2022 (p-value = 0,0001), dan faktor status ekonomi rendah tahun 2020 (p-value = 0,021), tahun 2022 (p-value = 0,039) dengan kejadian stunting di Indonesia.

Kata Kunci : Stunting, Faktor Risiko, Profil Kesehatan Indonesia

Actions (login required)

View Item