Haidar, Muhammad Iqbal (2024) Memahami Pengalaman Proses Pengambilan Keputusan Remaja Broken Home dalam Romantic Relationship. Undergraduate thesis, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO.

	Text COVER.pdf - Submitted Version Download (319kB)
	Text BAB I.pdf - Submitted Version Download (118kB)
	Text BAB II.pdf - Submitted Version Download (250kB)
	Text BAB III.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (521kB)
	Text BAB IV.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (393kB)
	Text BAB V.pdf - Submitted Version Download (26kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf - Submitted Version Download (275kB)
	Text LAMPIRAN .pdf - Submitted Version Download (1MB)

Abstract

Kehidupan percintaan akan terasa lebih sulit bagi anak jika memiliki orangtua yang
bercerai, karena kejadian yang dialami oleh anak menjadi gambaran yang
menakutkan untuk mereka dapat menjalani hubungan romantis. hal tersebut dapat
memberikan trauma tersendiri terutama dalam cara mereka memandang kehidupan
dan cinta, fenomena tersebut cenderung terjadi pada wanita daripada pria.
Perceraian orangtua kerap membuat rasa percaya anak terhadap sesuatu menjadi
rendah. Terdapat faktor-faktor personal yang sangat menentukan dalam proses
pengambilan keputusan, lebih khusus dalam berkomitmen pada hubungan romatis.
Tujuan dari penelitian ini yaitu memahami pengalaman komunikasi remaja broken
home dalam proses mengambil keputusan untuk berkomitmen. Penelitian ini
merupakan tipe kualitatif yang menggunakan metode analisis Interpretative
Phenomenological Analysis (IPA). Penelitian ini menggunakan teori pengambilan
keputusan, model pengembangan relasi, dan teori pengurangan ketidakpastian.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada lima
informan, yaitu remaja perempuan berusia 18-22 tahun dengan latar belakang
broken home yang disebabkan perselingkuhan ayahnya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kelima informan tetap terbuka atau memiliki keinginan dalam
menjalin hubungan romantis, namun terdapat satu informan yang tidak
menginginkan adanya status atau komitmen yang mengikat di dalam hubungan
yang dijalaninya. Kelima informan melalui tiga tahap pengembangan hubungan
dalam proses pengambilan keputusan untuk berkomitmen, yaitu perkenalan,
pendekatan, serta tahap penyatuan nilai dan informasi.Tahap-tahap tersebut dijalani
oleh kelima informan dengan lebih hati-hati dan intens, hal tersebut didasari oleh
trust issue yang tinggi karena perselingkuhan ayahnya sehingga memiliki kesulitan
dalam mempercayai sesuatu. Pada tahap perkenalan, informan melakukan
pencarian dan penilaian informasi dengan menggunakan tiga strategi secara
bertahap untuk mendapatkan informasi yang valid dan mengindari kebohongan
yang dilakukan calon pasangannya. Tahap pendekatan ditemukan bahwa tidak
semua informan melakukan pengungkapan diri mengenai latar belakang
keluarganya, selain itu kelima informan membagikan pengalaman selama
melakukan pendekatan kepada significant others sebagai bentuk validasi. Kelima
informan tidak sungkan untuk menyudahi hubungan pada tahap ini ketika
menemukan hal yang tidak dapat ditoleransi, hal ini didasari oleh keinginannya
dalam menjalani hubungan yang lebih baik dari orangtuanya sehingga kelima
informan tidak ingin mengalami apa yang telah dilalui ibunya. Pada tahap
penyatuan nilai dan informasi ditemukan bahwa terdapat informan yang tetap
memiliki rasa takut yang tinggi akan menjalin hubungan romantis sehingga
menciptakan gaya komitmen yang kasual tanpa adanya status yang mengikat.
Kata Kunci : Broken Home, Hubungan Romantis, Proses Pengambilan
Keputusan, Teori Pengurangan Ketidakpastian

Actions (login required)

View Item