KURNIAWATI, Achmadah and Hadi, Sudharto P. and Hidayat, Jafron Wasiq (2023) PENGELOLAAN LIMBAH CANGKANG KERANG DENGAN PENDEKATAN ANALISIS STAKEHOLDER (STUDI KASUS: DESA BANYUURIP, MOJOASEM DAN NGAWEN, KABUPATEN GRESIK). Masters thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

	Text 0- Cover.pdf Download (1MB)
	Text 1- Pendahuluan.pdf Download (423kB)
	Text 2- Tinjauan Pustaka.pdf Download (464kB)
	Text 3- Metode Penelitian.pdf Restricted to Repository staff only Download (479kB)
	Text 4- Pembahasan.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text 5- Kesimpulan dan Saran.pdf Restricted to Repository staff only Download (295kB)
	Text 6- Ringkasan.pdf Download (292kB)
	Text 7- Daftar Pustaka.pdf Download (530kB)
	Text 8- Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (391kB)

Abstract

Limbah cangkang kerang merupakan permasalahan yang banyak ditemui di wilayah pesisir yang memproduksi kerang. Produksi budidaya kerang hijau di Kabupaten Gresik tahun 2018 sebesar 8.065,3 ton, setara dengan 8.904,76 m3 yang perlu dikelola. Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah cangkang kerang, perlu dilakukan pemetaan dan kajian peran stakeholders yang terlibat untuk mengevaluasi dan meningkatkan efisiensi pengelolaannya. Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa sentra produksi kerang di Kabupaten Gresik, yaitu Desa Banyuurip, Mojoasem dan Ngawen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam analisa pengelolaan limbah cangkang kerang yaitu aspek peraturan dan kebijakan, kelembagaan dan organisasi, teknis dan operasional, pembiayaan dan partisipasi masyarakat. Sedangkan untuk analisa stakeholders menggunakan pendekatan kuantitatif dengan parameter pengaruh, kepentingan, pengetahuan dan sikap. Pada umumnya, produksi kerang di tiga desa memiliki alur yang sama, Desa Mojoasem memiliki sistem pengelolaan TPA yang paling efisien dan Desa Banyuurip melakukan proses reuse dan recycle lebih baik diantara semua desa. Pemerintah desa merupakan stakeholders kunci dalam pengelolaan limbah cangkang kerang dengan pengaruh dan kepentingan tertinggi. Dalam pengelolaan cangkang kerang, selain regulasi, diperlukan pengolahan limbah cangkang kerang dengan melibatkan stakeholder lain, yaitu kelompok-kelompok masyarakat, lembaga akademisi, instansi pemerintah maupun swasta, sehingga pengelolaannya menjadi efektif dan berkelanjutan.
Kata kunci: cangkang kerang, pengelolaan limbah cangkang kerang,kerjasama, stakeholders

Shell waste problem is often found in coastal areas that produce shellfish. Green mussel cultivation production in Gresik Regency in 2018 was 8,065.3 tons, or equal to 8,904.76 m3 that need to be managed. In the implementation of shellfish waste management, it is necessary to map and to analyze the role of the stakeholders involved to evaluate and to improve the efficiency. This research was held in three mussel production centers in Gresik Regency, which are Banyuurip, Mojoasem and Ngawen villages. This study uses qualitative approach in the analysis of shellfish waste management, namely aspects of regulations and policies, institutions and organizations, technical and operational, financing and community participation. Stokeholder analysis use quantitative approach to measure the power, interests, knowledge and attitudes of the stakeholders. In general, the production of shellfish in the three villages has the same flow, Mojoasem government has the most efficient disposal area management system and Banyuurip government has better reusing and recycling management processes of all villages. The village government is a key stakeholder with the highest power and interest. To build effective and sustainable shell waste managements, it is necessary to make regulations and also process the waste by involving community groups, academic institutions, governments or privates.
Keywords: sea shell, seashell waste management, collaborative, stakeholders

Actions (login required)

View Item