Rahayu, Nabilah Zulfa (2023) NASIONALISME DALAM KEBUNTUAN DIPLOMATIK: IMPLIKASI NILAI MIÀNZI DALAM SENGKETA LINE OF ACTUAL CONTROL ANTARA TIONGKOK-INDIA. Undergraduate thesis, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO.

	Text COVER Nabilah Zulfa.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (898kB)
	Text BAB I.pdf - Submitted Version Download (365kB)
	Text BAB II.pdf - Submitted Version Download (437kB)
	Text BAB III.pdf - Submitted Version Download (349kB)
	Text BAB III.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (349kB)
	Text BAB IV.pdf - Submitted Version Download (165kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf - Submitted Version Download (197kB)
	Text LAMPIRAN.pdf - Submitted Version Download (33kB)

Abstract

Tiongkok menjadi salah satu negara yang tengah terlibat dalam sengketa
teritorial memperebutkan wilayah peninggalan histori dengan India. Istilah Line of
Actual Control diasosiasikan oleh Tiongkok guna mendefinisikan garis demarkasi
yang membentang antara Aksai Chin dan Arunachal Pradesh. Selain rasionalitas,
kegigihan Tiongkok pun diduga berkaitan dengan nasionalisme dan nilai Miànzi
atau ‘Wajah’ yang menjadi bagian dari sosial, budaya Tiongkok yang melekat
secara politik terutama dalam kebijakan luar negerinya.
Tujuan penelitian ini guna mengetahui pengaruh nilai kognitif dalam
konflik LAC yang melibatkan nasionalisme dan Miànzi terhadap kondisi kebuntuan
diplomatik dalam isu LAC antara Tiongkok dan India. Selain itu, untuk
menjelaskan kegigihan Tiongkok dalam mempertahankan posisi yang mengarah
pada situasi kebuntuan diplomatik dalam resolusi penyelesaian konflik.
Upaya menjawab permasalahan dengan menggunakan teori face
negotiations dan teori poliheuristik untuk menganalisis melalui deskripsi
bagaimana implementasi nasionalisme Miànzi dalam setiap keputusan pemimpin
luar negeri Tiongkok. Penelitian ini bersifat kualitatif. Data diperoleh melalui
wawancara dan library desk research yang menggunakan metode content analysis
sebagai instrumen penelitian.
Argumen dari studi kasus ini adalah gagasan Miànzi yang diartikan sebagai
'wajah' merefleksikan pandangan Tiongkok atas isu asimetri konflik yang
didasarkan pada persepsi dirinya sebagai kekuatan baru regional atau ‘rising
power’. Selain itu, konflik ini juga berelevansi dengan adanya tumpang tindih
kepentingan terkait strategi geopolitik regional antara Tiongkok dan India. Terlebih
prinsip, ideologi dan budaya yang kontradiktif menciptakan sentimen dengan saling
mencurigai antara kedua pihak menambah kompleksitas isu ini.
Disarankan bagi Tiongkok maupun India untuk memahami aspek kognitif
seperti karakter budaya dan keyakinan dalam proses negosiasi yang berbeda antara
satu dan lainnya. Selain itu, mempertimbangkan untuk berkomitmen pada
perjanjian yang telah ditetapkan.
Kata Kunci: India, Kebuntuan Diplomatik, Line of Actual Control, Miànzi,
Nasionalisme, Tiongkok

Actions (login required)

View Item