HARAHAP, Malasari and Sudarno, Sudarno and Muhammad, Fuad (2023) STUDI DESAIN PEMBANGUNAN TANGGUL LAUT SEMARANG TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE DAN TAMBAK DI PESISIR TAMBAK LOROK DAN GENUK. Masters thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

	Text COVER dll.pdf Download (576kB)
	Text BAB I.pdf Download (61kB)
	Text BAB II.pdf Download (416kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (175kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (606kB)
	Text BAB V.pdf Download (7kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (155kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (823kB)

Abstract

Studi Desain Pembangunan Tanggul Laut Semarang dapat ditinjau melalui aspek mangrove, masyarakat dan tambak. Berdasarkan hasil analisis model SEM diketahui bahwa tambak merupakan salah satu indikator terbesar yang terdampak akibat adanya pembangunan tanggul laut karena memiliki nilai koefisien sebesar 0.508 atau lebih tinggi dibandingkan dengan aspek mangrove sebesar 0.477, dan aspek masyarakat sebesar 0.219. Pembangunan tanggul laut dan jalan tol berdampak pada perubahan vegetasi mangrove. Bila diamati, dampak terbesar dari tambak akibat adanya pembangunan tanggul laut dan jalan tol adalah pada aspek Biologi tambak karena memiliki nilai koefisien sebesar 0.691 dibandingkan dengan aspek fisik sebesar 0.187, dan aspek Sosial sebesar 0.188. Berdasarkan hasil wawancara oleh ketua KNTI (Komunitas Nelayan Tradisional Indonesia) telah terjadi penebangan Mangrove di wilayah bagian Timur Laut Jawa, yaitu di wilayah pesisir Tambak Rejo, daerah Sayung dan Demak, guna membangun Tanggul Laut (Jalan Tol). Mangrove pada areal tersebut didominasi oleh Rhizophora mucronata dan Avicennia marina. Menurut masyarakat lokal yang juga sebagai ketua komunitas nelayan tradional diwilayah tambak rejo, kerusakan mangrove di kawasan pesisir juga disebabkan karena limbah industri, selain itu pembukaan lahan untuk area tambak yang tidak baik menambah kerusakan yang ada, eksploitasi yang berlebihan dan peningkatan beban pencemaran merupakan salah satu kegiatan yang memberikan kontribusi dalam kerusakan ekosistem mangrove, hal ini akan memacu adanya degradasi habitat dan keanekaragaman hayati di pesisir.
Kata Kunci : Tanggul Laut, Jalan Tol Semarang Demak, Mangrove, Tambak, Nelayan, Masyarakat Pesisir

The Semarang Sea Wall Development Design Study can be viewed through the aspects of mangroves, communities and ponds. Based on the results of the SEM model analysis, it is known that ponds are one of the biggest indicators affected by the construction of the sea wall because it has a coefficient value of 0.508 or higher compared to the mangrove aspect of 0.477, and the community aspect of 0.219. The construction of sea dikes and toll roads has an impact on changes in mangrove vegetation. When observed, the biggest impact on ponds due to the construction of sea walls and toll roads is on the biological aspect of the pond because it has a coefficient value of 0.691 compared to the physical aspect of 0.187, and the social aspect of 0.188. Based on the results of an interview with the chairman of the KNTI (Indonesian Traditional Fishermen Community) there has been logging of mangroves in the Northeastern part of Java, namely in the coastal area of Tambak Rejo, Sayung and Demak areas, in order to build the Sea Wall (Toll Road). Mangroves in this area are dominated by Rhizophora mucronata and Avicennia marina. According to the local community who is also the head of the traditional fishing community in the Tambak Rejo area, mangrove damage in the coastal area is also caused by industrial waste, apart from that land clearing for pond areas that are not good adds to the existing damage, over-exploitation and an increase in pollution load is one of the activities that contribute to the destruction of mangrove ecosystems, this will spur habitat degradation and biodiversity on the coast.
Keywords : Sea Wall, Semarang Demak Toll Road, Mangrove, Fish Ponds, Fisherman, Coastal Communities

Actions (login required)

View Item