Ambarwati, Ria and Pemayun, Tjokorda and Santosa, Damai (2023) PERBEDAAN KADAR LEPTIN DAN ADIPONEKTIN PADA PASIEN SINDROMA METABOLIK DENGAN KEGANASAN DAN NON-KEGANASAN. Masters thesis, Universitas Diponegoro.

	Text (BAB I- TESIS) BAB I.pdf Download (301kB)
	Text (ABSTRAK-TESIS) ABSTRAK-TESIS.pdf Download (147kB)
	Text (BAB II - TESIS) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB III - TESIS) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (286kB) | Request a copy
	Text (BAB IV - TESIS) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (447kB) | Request a copy
	Text (BAB V - TESIS) BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (502kB) | Request a copy
	Text (BAB VI - TESIS) BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (375kB) | Request a copy
	Text (BAB VII - TESIS) BAB VII.pdf Restricted to Registered users only Download (147kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA - TESIS) DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (432kB) | Request a copy
	Text Lampiran 1.pdf Restricted to Registered users only Download (890kB) | Request a copy
	Text (LAMPIRAN - TESIS) Lampiran 1.pdf Restricted to Registered users only Download (890kB) | Request a copy

Abstract

Pendahuluan: Sindrom metabolik adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap kerja insulin, yang pada akhirnya berkaitan dengan penumpukan adiposit yang mempengaruhi obesitas. Leptin adalah hormon menyerupai sitokin yang mengatur jaringan adiposa. Adiponektin adalah protein yang diproduksi oleh jaringan adiposa. Pada pasien dengan keganasan, ditemukan bahwa leptin dan adiponektin terlibat dalam proses proliferasi pada kejadian keganasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kadar leptin dan adiponektin pada pasien sindrom metabolik dengan keganasan dibandingkan dengan non keganasan.
Metode: Penelitian cross-sectional yang dilakukan di Dr. Kariadi Semarang selama bulan Juli-September 2022. Sampel penelitian adalah 40 pasien sindrom metabolik keganasan dan 40 pasien sindrom metabolik non keganasan yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi. Variabel bebas penelitian adalah kadar leptin dan adiponektin, variabel terikat adalah keganasan pada pasien sindrom metabolik dan variabel perancu adalah umur dan penyakit komorbid.
Hasil: Kadar leptin pada pasien sindrom metabolik dengan keganasan lebih tinggi dibandingkan kadar leptin pada pasien sindrom metabolik non-keganasan (32,99±22,47 ng/mL vs 6,17±7,46 ng/mL). Kadar adiponektin pada pasien sindrom metabolik dengan keganasan lebih rendah dibandingkan kadar adiponektin pada pasien sindrom metabolik non-keganasan (10,11±7,66 µg/mL vs 13,44±8,29 µg/mL). Terdapat perbedaan bermakna kadar leptin (p<0,05) dan adiponektin (p=0,023) antara kelompok keganasan dan non-keganasan, sedangkan kadar leptin lebih tinggi dan kadar adiponektin lebih rendah ditemukan pada kelompok keganasan.
Simpulan: Secara signifikan kadar leptin lebih tinggi dan kadar adiponektin lebih rendah didapatkan pada pasien sindrom metabolik dengan keganasan dibandingkan dengan non-keganasan.
Kata kunci: Adiponektin, leptin, sindrom metabolik, keganasan

Actions (login required)

View Item