Search for collections on Undip Repository

HUBUNGAN KELIMPAHAN BIVALVIA TERHADAP KERAPATAN LAMUN DI PERAIRAN PULAU PANJANG KABUPATEN JEPARA(22ik429)

CAHASTA, EVANDRIYA (2022) HUBUNGAN KELIMPAHAN BIVALVIA TERHADAP KERAPATAN LAMUN DI PERAIRAN PULAU PANJANG KABUPATEN JEPARA(22ik429). Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img] Text
Cover Evandriya Cahasta 22ik429.pdf

Download (813kB)

Abstract

RINGKASAN
Evandriya Cahasta. 260 4011 71 400 60. Hubungan Kelimpahan Bivalvia
terhadap Kerapatan Lamun di Perairan Pulau Panjang Kabupaten Jepara ( Ita
Widowati dan Ita Riniatsih)
Aktivitas pariwisata dan perikanan yang meningkat di sekitar daerah
perairan Pulau Panjang, Jepara dapat mempengaruhi ekosistem lamun dan
kelimpahan bivalvia di perairan tersebut. Lamun sendiri merupakan tumbuhan
tingkat tinggi yang dapat beradaptasi hidupnya di dalam air laut pada zona
intertidal. Bivalvia atau kekerangan merupakan salah satu jenis dari filum Moluska
yang hidup di dasar perairan. Hewan ini juga menjadi suatu indikator biologis yang
baik dalam suatu perairan. Bivalvia dan lamun mempunyai karakteristik substrat
yang sama sebagai habitat mereka. Asosiasi keduanya yaitu bivalvia dan lamun
mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam hal siklus makanan. Serasah atau
sampah sampah organik yang dihasilkan oleh lamun pada dasar perairan akan
terurai oleh mikroorganisme yang menjadi makanan bivalvia. Penelitian yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui kerapatan lamun, kelimpahan bivalvia dan
hubungan kerapatan lamun dan kelimpahan bivalvia. Penelitian ini dilakukan pada
bulan April 2021. Penelian dilakukan dengan memilih lokasi penelitian kemudian
mengetahui kerapatan lamun dan bivalvia serta parameter kualitas perairan di
perairan Pulau Panjang JeparaMasyarakat sekitar dan berbagai industri diharapkan
dapat mengelola limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari perairan. Hasil yang
diperoleh yaitu terdapat 5 jenis lamun di Perairan Pulau Panjang yaitu E. acoroides,
H. ovalis, T. hemprichii, O.serulataa, dan C. rotundata. Kerapatan lamun di stasiun
1 yaitu 14,57 tegakan/m2, kemudian di stasiun 2 yaitu 6,96 kerapatan/m2
dan di stasiun 3 yaitu 4,58 tegakan/m2. Spesies bivalvia yang ditemukan pada Perairan
Pulau Panjang, Jepara adalah Pinna bicolor, Placuna ephippium, Anadara granosa,
Anadara antiquata, dan Vasticardium sp. Kelimpahan lamun pada kerapatan lamun
di stasiun 1 yaitu 1,70 ind/m2, kemudian stasiun 2 yaitu 1,38 ind/m2
dan stasiun 3 yaitu 1,28 ind/m2
. Hubungan kerapatan lamun dan kelimpahan bivalvia di Perairan
Pulau Panjang Jepara menunjukkan nilai koefisian korelasi sebesar 0,704 dan
menunjukkan korelasi yang positif, signifikan dan kuat.
Kata kunci: Kerapatan, Kelimpahan, Korelasi, Lamun, Bivalvia, Pulau Panjang
Jepara

SUMMARY
Evandriya Cahasta. 260 401 71 400 60. Abundance of Bivalves in Seagrass
Ecosystems in Long Island Waters Jepara Regency (Ita Widowati and Ita
Riniatsih)
Increased tourism and fishing activities around the waters of Panjang
Island, Jepara can affect the seagrass ecosystem and the abundance of bivalves in
these waters. Seagrass itself is a higher plant that can adapt its lif e in sea water in
the intertidal zone. Bivalves or clams are one type of the Mollusc phylum that lives
on the bottom of the waters. This animal is also a good biological indicator in a
waters. Bivalves and seagrasses have the same substrate characteristics as their
habitat. The association between the two, namely bivalves and seagrasses, is
related to each other in terms of the food cycle. Litter or organic waste generated
by seagrass on the bottom of the water will be decomposed by microorganisms that
become food for bivalves. The research was conducted to determine the density of
seagrass, abundance of bivalves and the relationship between density of seagrass
and abundance of bivalves. This research was conducted in April 2021. The
research was conducted by selecting a research location and then knowing the
density of seagrass and bivalves as well as water quality parameters in the waters
of Panjang Island, Jepara. The surrounding community and various industries are
expected to be able to manage the waste produced so as not to pollute the waters.
The results obtained were that there were 5 types of seagrass in the waters of Pulau
Panjang, namely E. acoroides, H. ovalis, T. hemprichii, O.serulataa, and C.
rotundata. The density of seagrass at station 1 is 14,57 stand/m2
, then at station 2 it is 6,96 stand/m2
and at station 3 it is 4,58 ind/m2
. Bivalve species found in the
waters of Pulau Panjang, Jepara are Pinna bicolor, Placuna ephippium, Anadara
granosa, Anadara antiquata, and Vasticardium sp. Seagrass abundance at
seagrass density at station 1 is 1,70 ind/m2
, then station 2 is 1,38 ind/m2 and station 3 is 1,28 ind/m2
. The relationship between seagrass density and bivalves abundance
in the waters of Panjang Island, Jepara, shows a correlation coefficient of 0,704
and shows a positive, significant and strong correlation.
Keywords: Density, Abundance, Correlation, Seagrass, Bivalves, Panjang Island
Jepara

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kerapatan, Kelimpahan, Korelasi, Lamun, Bivalvia, Pulau Panjang Jepara, Density, Abundance, Correlation, Seagrass, Bivalves, Panjang Island Jepara
Subjects: Fisheries And Marine Sciences
Divisions: Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Marine Science
Depositing User: pancasila wati
Date Deposited: 24 Jan 2023 02:09
Last Modified: 23 May 2023 03:28
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/11387

Actions (login required)

View Item View Item