Djunaidi, Faisal Randi and Sutiyono, Doso and Sasongko, Himawan (2022) PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTARA BLOK NERVUS LARYNGEUS DAN FENTANYL INTRAVENA TERHADAP SUPRESI BATUK PADA TINDAKAN BRONKOSKOPI. Masters thesis, Universitas Diponegoro.

	Text (COVER) COVER.pdf Download (781kB)
	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (153kB)
	Text (BAB II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (441kB) | Request a copy
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (18kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (332kB) | Request a copy
	Text (BAB V) BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (705kB) | Request a copy
	Text (BAB VI) BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (22kB) | Request a copy
	Text (BAB VII) BAB VII.pdf Restricted to Registered users only Download (7kB) | Request a copy
	Text (DAPUS-LAMPIRAN) DAPUS-KESIMPULAN.pdf Restricted to Registered users only Download (254kB) | Request a copy

Abstract

Latar belakang : Bronkoskopi merupakan tindakan medis invasif yang dapat memicu timbulnya reflek batuk yang menganggu visualisasi operator dan kenyamanan pasien, sehingga dibutuhkan agen supresi batuk. Fentanyl diketahui dapat mensupresi batuk, namun memiliki beberapa efek samping seperti mual, muntah, serta depresi pernafasan. Blokade terhadap aktivitas nervus laryngeus, dapat menghasilkan relaksasi pada plika vokalis dan diduga mampu mencegah timbulnya reflek batuk, sehingga dapat menjadi teknik alternatif pada tindakan bronkoskopi.

Tujuan : Menilai perbandingan efektivitas antara blok nervus laryngeus dan fentanyl intravena terhadap supresi batuk pada tindakan bronkoskopi.

Metode : Desain eksperimental uji komparatif 2 kelompok tidak berpasangan, dengan 44 orang subjek penelitian yang dibagi secara random single blind dalam 2 kelompok. Kelompok blok nervus laryngeus diberikan midazolam 0,03 mg/kgbb intravena dan injeksi lidokain 2 ml dengan teknik blok, dan kelompok fentanyl intravena diberikan midazolam 0,03 mg/kgbb dan fentanyl 1,5 mcg/kgbb secara incremental. Setelah 10 menit, dilanjutkan tindakan bronkoskopi, dan dihitung waktu batuk sejak masuknya scope bronkoskopi melewati plika vokalis hingga munculnya reflek batuk yang pertama. Data di analisis secara statistik menggunakan uji t-test.

Hasil : Rerata waktu supresi batuk pada kelompok blok sebesar 11,23 menit sementara pada kelompok intravena sebesar 7,18 menit. Pada uji t-test didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok blok dan kelompok intravena (p<0,001).

Kesimpulan : Blok nervus laryngeus terbukti mensupresi batuk lebih baik dibandingankan dengan fentanyl intravena pada tindakan bronkoskopi.

Kata Kunci : bronkoskopi, blok nervus laryngeus, fentanyl, supresi batuk

Actions (login required)

View Item