WICAKSONO, INDRAWAN and Villyastuti, Yulia Wahyu and Nugroho, Taufik Eko and Maharani, Maharani (2022) PERBANDINGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY DAN ENDOTRACHEAL TUBE TERHADAP TEKANAN INTRAOKULER PADA VITREKTOMI. Masters thesis, Universitas Diponegoro.
![]() |
Text (Cover)
hasil fix edit halaman-1-14.pdf Download (395kB) |
![]() |
Text (BAB I)
hasil fix edit halaman-15-77-1-9.pdf Restricted to Registered users only Download (360kB) |
![]() |
Text (BAB II, BAB II, BAB IV, BAB V, BAB VI, BAB VII)
hasil fix edit halaman-15-77-10-63.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text (DAFPUS-LAMPIRAN)
hasil fix edit halaman-78-117.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Latar Belakang: Peningkatan tekanan intraokuler adalah komplikasi yang umum terjadi setelah vitrektomi. Intubasi trakea dan insersi jalan nafas masker laring adalah rangsangan berbahaya yang dapat meningkatkan tekanan intraokuler.
Tujuan: Menganalisis perbedaan penggunaan laryngeal mask airway (LMA) dan endotracheal tube (ETT) terhadap peningkatan tekanan intraokuler pada vitrektomi.
Metode: Penelitian eksperimental dengan desain penelitian Randomized Controlled Trial pada 28 pasien yang menjalani vitrektomi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok dengan penggunaan LMA dan ETT. Tekanan intraokuler diukur dengan menggunakan tonometer Schiotz sebelum induksi anestesi, 5 menit setelah intubasi, 5 menit sebelum ekstubasi, 5 menit setelah ekstubasi dan 24 jam pasca vitrektomi pada mata yang sehat. Analisis dilakukan dengan uji T-tidak berpasangan dan uji alternatif Mann Whitney, hasil signifikan jika nilai p<0.05.
Hasil Penelitian: Rerata tekanan intraokuler pada kelompok LMA adalah 11,71 ±1,90 mHg sebelum induksi anestesi; 11,04 ± 1,71 mmHg 5 menit setelah induksi; 10,86 ± 1,44 mmHg 5 menit sebelum pelepasan; 12,11 ± 1,49 mmHg setelah pelepasan dan 12,21 ± 2,63 mmHg 24 jam setelah pelepasan. Rerata tekanan intraokuler pada kelompok ETT adalah 11,05 ± 2,57 mHg sebelum induksi anestesi; 14,26 ± 2,59 mmHg 5 menit setelah induksi; 11,71 ± 1,90 mmHg 5 menit sebelum ekstubasi; 14,70 ± 0,98 mmHg setelah ekstubasi dan 12,74 ± 1,82 mmHg 24 jam setelah ekstubasi. Perbedaan tekanan intraokuler secara signifikan ditemukan setelah intubasi dan ekstubasi ETT (p < 0,05).
Kesimpulan: Endotracheal tube secara signifikan meningkatkan tekanan intraokuler dibandingkan dengan laryngeal mask airway saat intubasi dan ekstubasi pada operasi vitrektomi.
Kata Kunci: Endotracheal Tube, Laryngeal Mask Airway, Tekanan Intraokuler, Vitrektomi
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Endotracheal Tube, Laryngeal Mask Airway, Tekanan Intraokuler, Vitrektomi |
Subjects: | Medicine |
Divisions: | Faculty of Medicine > Department of Medicine |
Depositing User: | Upload Mandiri FK |
Date Deposited: | 04 Jan 2024 04:56 |
Last Modified: | 04 Jan 2024 04:56 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/10022 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |