Kurniawan, Cornelius and Hidayat, Syarief (2022) PERBEDAAN PENURUNAN KADAR ANTI MULLERIAN HORMONE PASCA LAPARASKOPI KISTEKTOMI PADA PASIEN KISTA ENDOMETRIOMA DAN KISTA NON ENDOMETRIOMA. Masters thesis, Universitas Diponegoro.

	Text (Cover - Abstrak) COVER - ABSTRAK.pdf Download (185kB)
	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (192kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (221kB) | Request a copy
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (95kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (193kB) | Request a copy
	Text (BAB V) BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (137kB) | Request a copy
	Text (BAB VI) BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (79kB) | Request a copy
	Text (BAB VII) BAB VII.pdf Restricted to Registered users only Download (31kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA - LAMPIRAN) DAFTAR PUSTAKA-LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (958kB) | Request a copy

Abstract

Latar belakang : Endometrioma merupakan penyakit ginekologi yang rumit dan prevalensinya di dunia terus meningkat. Laparoskopi kistektomi masih menjadi modalitas pilihan yang utama. Namun, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa laparoskopi kistektomi pada endometrioma dapat menyebabkan kerusakan ovarium dan berakibat pada penurunan cadangan ovarium. Hingga saat ini, kadar AMH serum masih menjadi penanda paling baik dalam mengukur cadangan ovarium. Penelitian menyatakan bahwa terdapat penurunan kadar AMH serum pada pasien endometrioma setelah menjalani prosedur laparoskopik kistektomi dan penurunan AMH lebih besar dibandingkan dengan non endometrioma. Tujuan: Mengenalisis/membuktikan perbedaan kadar rerata AMH pasca laparoskopi pada pasien endometrioma dan non endometrioma Metode:. Penelitian ini menggunakan desain kohort prospektif dengan 40 subjek penelitian yang didapatkan melalui consecutive sampling pasien yang menjalani laparoskopi kistektomi di RSUP dr. Kariadi Semarang. Subjek penelitian dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kista endometrioma dan kista non-endometrioma. Data kadar AMH yang dikumpulkan adalah data sebelum dan sesudah operasi laparoskopi kistektomi pada kedua kelompok. Hasil: Kelompok non-endometrioma memiliki rerata usia usia 30,6 + 3,69 tahun dengan rerata indeks massa tubuh 24,26 + 2,37 kg dank elompok endometrioma memiliki rerata usia subjek pada 32,40 + 6,26 tahun dengan rerata indeks massa tubuh 25,86 + 3,05. Jumlah kista yang paling banyak adalah kista unilateral dengan diameter >4cm yang didominasi oleh kista endometrioma. Kelompok subjek dengan kista endometrium cenderung memiliki kadar AMH lebih rendah, baik sebelum laparoskopi kistektomi (9,47 + 5,26 ng/mL) maupun setelah laparoskopi kistektomi (7,80 + 4,27 ng/mL), dibandingkan kelompok non-endometrioma. Terdapat perbedaan signifikan kadar AMH sebelum dan setelah laparoskopi kistektomi pada kelompok endometrioma (p=0,004). Tidak terdapat perbedaan signifikan pada delta AMH antara kelompok non-endometrioma (-1,63 + 4,12; p=0,685) dengan kelompok endometrioma (-1,74 + 2,37 ng/mL; p=0,685). Kesimpulan: Baik kelompok kista endometrioma maupun non-endometrioma menunjukkan adanya penurunan kadar AMH setelah laparoskopi kistektomi namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih kadar AMH pada kedua kelompok.
Kata kunci: endometrioma, anti-mullerian hormone, laparaskopi kistektomi

Actions (login required)

View Item