Purnamasari, Rina and Yuniati, Renni and MUNDHOFIR, FARMADITYA EKA PUTRA (2022) Pengaruh Pemberian Clitoria Ternatea sebagai Terapi Adjuvan terhadap Kadar Kortisol Serum pada Pasien Reaksi Kusta. Masters thesis, Universitas Diponegoro.

	Text (COVER - RINA PURNAMASARI) COVER - Rina Purnamasari.pdf Download (277kB)
	Text (BAB 1 - RINA PURNAMASARI) BAB 1 - Rina Purnamasari.pdf Download (145kB)
	Text (BAB 2 - RINA PURNAMASARI) BAB 2 - Rina Purnamasari.pdf Restricted to Registered users only Download (281kB) | Request a copy
	Text (BAB 3 - RINA PURNAMASARI) BAB 3 - Rina Purnamasari.pdf Restricted to Registered users only Download (267kB) | Request a copy
	Text (BAB 4 - RINA PURNAMASARI) BAB 4 - Rina Purnamasari.pdf Restricted to Registered users only Download (116kB) | Request a copy
	Text (BAB 5 - RINA PURNAMASARI) BAB 5 - Rina Purnamasari.pdf Restricted to Registered users only Download (146kB) | Request a copy
	Text (BAB 6 - RINA PURNAMASARI) BAB 6 - Rina Purnamasari.pdf Restricted to Registered users only Download (31kB) | Request a copy
	Text (DAPUS - LAMPIRAN - RINA PURNAMASARI) DAPUS - LAMPIRAN - Rina Purnamasari.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Latar belakang : Kusta merupakan penyakit menular yang menimbulkan efek pada organ tubuh salah satunya kelenjar adrenal. Pada kusta dapat terjadi reaksi reversal yang menyebabkan peningkatan sitokin proinflamasi seperti Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-α), interleukin-1 (IL-1), dan peningkatan ekspresi IL-6, IL-8, IL-10 yang mengakibatkan sekresi adenocorticotropin hormone (ACTH) akan meningkat dan merangsang peningkatan sekresi glukokortikoid pada korteks adrenal. Rangsangan sitokin proinflamasi yang kronis menimbulkan kelelahan korteks adrenal sehingga menyebabkan kadar kortisol menurun. Clitoria ternatea adalah tanaman herbal popular yang memiliki kandungan flavonoid dan terbukti sebagai antiinflamasi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh ekstrak Clitoria ternatea sebagai terapi adjuvan terhadap kadar kortisol serum pada reaksi kusta. Metode : Penelitian ini menggunakan desain randomized single blinded controlled trial. Subjek penelitian sebanyak 22 yang diambil dengan metode consecutive di Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Donorejo, Jepara. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol yang mendapatkan terapi predinisolon dan kelompok perlakuan yang mendapatkan terapi prednisolon dan ekstrak Clitoria ternatea 2 g / hari selama 1 bulan. Dosis prednisolon dimulai dari 42 mg per hari, diturunkan tiap 2 minggu. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien kusta berusia 20-60 tahun dengan reaksi reversal, mendapatkan terapi Prednisolon dan menyetujui formulir informed consent. Kriteria eksklusi yaitu hamil atau menyusui, adanya penyakit inflamasi akut lain dan memperoleh pengobatan selain Prednisolone dan MDT (Multi Drug Therapy). Pemeriksaan kortisol serum dengan metode ELISA. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman, Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil : Karakteristik demografi pasien kusta didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 subjek (86.36%) dengan rentang usia 20-40 tahun (68,18%). Rerata lama menderita kusta didapatkan 15 bulan pada kelompok kontrol, 8 bulan pada kelompok perlakuan. Hubungan lama sakit subjek dengan kadar kortisol didapatkan (p=0.035). Kadar kortisol pretest pada kelompok kontrol lebih rendah dari pada kelompok perlakuan (p=0.008). Pada kelompok perlakuan didapatkan peningkatan secara signifikan kadar kortisol postest dibandingkan pretest (p=0.026). Selisih rerata kadar kortisol pretest dan postest antar kedua kelompok menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan (p=0.02). Kesimpulan : Ekstrak Clitoria ternatea sebagai terapi adjuvan berpengaruh terhadap kadar kortisol serum pada pasien dengan reaksi kusta.
Kata Kunci : Clitoria ternatea, Kusta, Reaksi Reversal, Kadar Kortisol

Actions (login required)

View Item