NAGEL, Archibald Anugroho and Windarta, Jaka and Dwiatmoko, Sujarwanto (2022) PENGEMBANGAN PLTS ATAP DENGAN SISTEM ON GRID KAPASITAS KECIL UNTUK SEKTOR UMKM (STUDI KASUS: UMKM SENTRA ROTAN, DESA TRANGSAN, KECAMATAN GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO). Masters thesis, School of Postgraduate Studies.

	Text COVER dll.pdf Download (492kB)
	Text BAB I.pdf Download (225kB)
	Text BAB II.pdf Download (967kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (649kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Download (130kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (144kB)

Abstract

Selaras dengan pernyataan Presiden Republik Indonesia bahwa pengembangan energi baru terbarukan (EBT) tidak boleh meninggalkan siapapun (leaving no one behind) dan mengingat besarnya kontribusi sektor UMKM di Indonesia, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melaksanakan pemberian PLTS atap (on grid) pada sektor UMKM yang berada di UMKM Sentra Rotan, Desa Trangsan, Kabupaten Sukoharjo. PLTS atap dipasang pada 10 (sepuluh) lokasi dengan kapasitas beragam yaitu 1,36 KWp pada 1 (satu) lokasi, 2,04 KWp pada 8 (delapan) lokasi dan 4,08 KWp pada 1 (satu) lokasi. Hasil simulasi Helioscope menunjukkan bahwa produksi energi tahunan PLTS atap kapasitas 1,36 KWp adalah 1.596 KWh, sedangkan pada kelompok kapasitas 2,04 KWp bervariasi dari 2.369 hingga 3050 KWh dan pada kapasitas 4,08 KWp sebesar
5.352 KWh. Hasil simulasi PV Syst 7.2 menujukkan produksi energi tahunan pada PLTS kapasitas 1,36 KWp sebesar 1.593 KWh, sedangkan pada kelompok kapasitas 2,04 KWp bervariasi dari 2.383 hingga 2992 KWh dan pada kapasitas 4,08 KWp adalah 5.389 KWh. Produksi energi riil PLTS pada kurun 3 (tiga) bulan pada PLTS kapasitas 1,36 KWp adalah 402 KWh, sedangkan pada kelompok kapasitas 2,04 KWp bervariasi dari 601 hingga 704 KWh dan pada kapasitas 4,08 KWp adalah 1.513 KWh. Analisis keekonomian menujukkan bahwa dengan faktor koefisien energi impor sebesar 65% didapatkan hasil yakni pada kapasitas 1,36 KWp nilai payback period (PBP) yakni 23,1 tahun. Sedangkan pada kelompok kapasitas 2,04 Kwp, nilai PBP bervariasi antara 15,9 hingga 25,1 tahun dan pada kapasitas 4,08 KWp nilai PBP yakni 18,4 tahun. Penerapan faktor koefisien 100% pada kapasitas 1,36 KWp menghasilkan nilai PBP yakni 21,9 tahun, pada kapasitas 2,04 KWp nilai PBP antara 14,3 hingga 22 tahun, sedangkan pada kapasitas 4,08 KWp nilai PBP yakni 16,8 tahun. Beberapa tantangan pengembangan PLTS atap di sektor UMKM antara lain kurang optimalnya penggunaan energi dari PLTS tersebut dikarenakan masih terdapatnya peralatan yang menggunakan bahan bakar lain seperti gas LPG 3 Kg serta letak UMKM yang berada di pemukiman padat yang dapat menimbulkan potensi bayangan pada panel surya terpasang.
Kata Kunci: PLTS Atap, UMKM, Helioscope, PV Syst

In line with the statement of the President of the Republic of Indonesia that the development of new and renewable energy (EBT) should not leaving no one behind and considering the large contribution of the MSME sector in Indonesia, the Provincial Government of Central Java carried out the provision of rooftop solar power plants (on grid) to the MSME sector located in the UMKM Sentra Rattan, Trangsan Village, Sukoharjo Regency. PV Rooftop are installed in 10 locations with various capacities, namely 1.36 KWp at one location, 2.04 KWp at eight locations and 4.08 KWp at one location. The results of the Helioscope simulation showed that the annual energy production of PV rooftop with a capacity of 1.36 KWp was 1,596 KWh, while in the 2.04 KWp capacity group it varied from 2,369 to 3050 KWh and at a capacity of 4.08 KWp of 5,352 KWh. The results of the PV Syst 7.2 simulation show that the annual energy production at the 1.36 KWp solar power plant is 1,593 KWh, while in the 2.04 KWp capacity group it varies from 2,383 to 2992 KWh and at a capacity of 4.08 KWp is 5,389 KWh. Real energy production of PV rooftop in a period of three months at the 1.36 KWp capacity is 402 KWh, while in the 2.04 KWp capacity group it varies from 601 to 704 KWh and at a capacity of 4.08 KWp is 1,513 KWh. The economic analysis shows that with an imported energy coefficient factor of 65% the result came out namely at a capacity of 1.36 KWp, the payback period (PBP) value is 23.1 years, while in the capacity group of 2.04 KWp, the PBP value varies between 15.9 to 25.1 years and in the capacity of 4.08 KWp the PBP value is 18.4 years. The application of the coefficient factor of 100% at a capacity of 1.36 KWp produces a PBP value of 21.9 years, at a capacity of 2.04 KWp a PBP value between 14.3 to 22 years, while at a capacity of
4.08 KWp the PBP value is 16.8 years. Some of the challenges of developing rooftop solar power plants in the MSME sector include the suboptimal use of energy from the solar power plant due to the presence of equipment that uses other fuels such as 3 Kg LPG gas and the location of MSMEs in dense settlements which can cause potential shadows on installed solar panels.
Keywords: Photovoltaic Rooftop, MSME, Helioscope, PV Syst

Actions (login required)

View Item