Andika Pratama, Revaldo and Prianto, Eddy and Bharoto, Bharoto (2022) RUSUNAWA PEKERJA PABRIK DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG. Undergraduate thesis, Undip.
Text
Cover.pdf - Submitted Version Download (37kB) |
|
Text
Hal Pengesahan.pdf - Submitted Version Download (111kB) |
|
Text
Abstrak.pdf - Submitted Version Download (21kB) |
|
Text
BAB I.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (113kB) |
|
Text
BAB II.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (528kB) |
|
Text
BAB III.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (666kB) |
Abstract
ABSTRAK
Kota Semarang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia sekaligus
sebagai ibu kota provinsi dan pusat kegiatan bagi masyarakat di Jawa Tengah.
Konsentrasi kegiatan di Kota Semarang terbagi menjadi beberapa sektor. Sektor
unggul yang berperan dalam pembangunan ekonomi yaitu sektor industri, dimana
sebagai salah satu faktor penarik dan pusat konsentrasi kegiatan. Terdapat beberapa
lokasi kawasan industri yang tersebar di Kota Semarang salah satunya adalah
Kawasan Industri Terboyo yang lokasinya berada di daerah pesisir utara Kota
Semarang. Kawasan bisnis terpadu seluas 300 hektar ini memiliki sekitar 215
perusahaan baik skala kecil, sedang hingga besar dengan puluhan ribu pekerja.
Pergerakan pulang pergi yang dilakukan para pekerja menimbulkan permasalahan
tersendiri seperti kemacetan, berkurangnya waktu istirahat hingga mempengaruhi
produktivitas para pekerja sehingga diperlukan tempat tinggal yang murah namun
layak huni berupa rumah susun sederhana sewa yang dapat mengakomodasi para
pekerja industri khususnya yang melakukan commuter atau menglaju.
Rusunawa nantinya akan dirancang dengan 2 pendekatan yaitu Arsitektur
Hijau dan Desain Universal. Pemilihan konsep arsitektur hijau dilatarbelakangi
untuk menciptakan bangunan yang menghemat energi sehingga dapat menekan
biaya sewa yang harus dibayarkan penghuni setiap bulannya. Selain itu bangunan
rumah susun juga akan mendapat keuntungan lainnya seperti biaya operasional dan
perawatan yang lebih murah, kualitas kesehatan bangunan yang lebih baik, serta
umur bangunan yang akan lebih lama. Pendekatan desain universal dilatarbelakangi
oleh pentingnya menciptakan hunian yang aksesibel dan dapat digunakan oleh
semua orang dengan segala kemampuannya tanpa memerlukan adaptasi mengingat
para pekerja industri tidak hanya seseorang dengan usia produktif atau remaja
melainkan terdapat pula beberapa pekerja yang berusia lanjut serta penyandang
disabilitas.
Rusunawa pekerja akan memiliki 2 tipe unit hunian yaitu tipe 24 yang
berjumlah 208 unit yang diperuntukan bagi pekerja lajang (single) dan pasangan
muda (couple) serta tipe 36 yang berjumlah 132 unit yang diperuntukan bagi
pekerja yang sudah berkeluarga dengan jumlah anggota keluarga maksimal 4 orang.
Selain itu, rusunawa juga memiliki beberapa fasilitas penunjang seperti ruang
serbaguna, musholla, warung atau kios, balai pengobatan, kantor RT dan RW,
taman publik, taman bermain hingga lapangan olahraga. Untuk menunjang
operasional bangunan, rusunawa nantinya dibekali dengan berbagai utilitas seperti
sistem proteksi petir, sistem proteksi kebakaran, shaft sampah, sistem distribusi air
bersih dan kotor, sistem keamanan dll. Dengan adanya rusunawa ini diharapkan
para pekerja pabrik memiliki alternatif tempat tinggal yang murah dan layak huni
sehingga tidak perlu setiap hari pulang pergi dari rumah menuju tempat kerja atau
yang lebih dikenal dengan istilah commuter atau menglaju.
Kata Kunci: Rusunawa Pekerja; Arsitektur Hijau; Desain Universal.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Engineering > Architecture Engineering |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
Depositing User: | Magister Arsitektur |
Date Deposited: | 16 Jan 2024 02:37 |
Last Modified: | 16 Jan 2024 02:37 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/9145 |
Actions (login required)
View Item |