Search for collections on Undip Repository

ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA BANYUMASAN PADA PENDAPA DUPLIKAT SI PANJI DI KOTALAMA BANYUMAS

TJAHJONO K, BUDI and Endrianto Pandelaki, Edward and Rukayah, Siti (2015) ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA BANYUMASAN PADA PENDAPA DUPLIKAT SI PANJI DI KOTALAMA BANYUMAS. Masters thesis, Undip.

[img] Text
Cover.pdf - Submitted Version

Download (96kB)
[img] Text
Abstrak.pdf - Submitted Version

Download (83kB)
[img] Text
lembar pengesahan tesis budi tjahjono.docx - Submitted Version

Download (128kB)
[img] Text
TESIS BUDI TJAHJONO K (201020113410011).pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only

Download (7MB)

Abstract

Pendapa Si Panji adalah sebuah pendapa yang disakralkan oleh masyarakat Banyumas. Dibangun oleh bupati Banyumas Yudanegara II sekitar tahun 1743, terletak di utara alun-alun kota lama Banyumas yang sudah hampir dilupakan orang. Padahal dahulu kota Banyumas merupakan ibu kota dari kabupaten sekaligus karesidenan Banyumas yang membawahi 4 kabupaten disekitarnya. Model Pendapa ini disebut secara lokal sebagai Pendapa bermodel “Joglo Tajug”, sebuah nama model yang asing dalam khasanah arsitektur tradisional Jawa tetapi terdapat di kota lama Banyumas. Bentuk Pendapa Si Panji berinterior Joglo dengan 36 tiang, dengan susunan balok Tumpang Sari dan ber Uleng ganda diatas ke 4 Saka Gurunya, tetapi memakai atap model Tajug / Masjidan Lawakan dengan sebuah tekukan atap, sehingga merupakan sebuah bentuk yang mengundang pertanyaan didalam arsitektur tradisional Jawa . Didalam mengkaji bentuk pendapa berbentuk “Joglo Tajug” ini dipakai studi komparasi dengan teori arsitektur tradisional Jawa dan Sunda, kemudian untuk mencari penyebabnya dikomparasikan dengan teori budaya Banyumasan dan teori sejarah Banyumas termasuk pengaruh kolonialisme pada arsitektur tradisional di era Hindia Belanda. Dari kajian arsitektur tradisional Jawa dan Sunda, pendapa Si Panji berdenahkan Joglo Sinom Apitan bertiang 36, tetapi beratapkan Tajug/Masjidan Lawakan, lalu atap Babancong Sunda sama dengan atap Tajug Jawa . Sementara kajian dari budaya ,Banyumasan termasuk dalam kebudayaan Jawa tetapi “lepas“dari pengaruh keraton Jawa karena adanya pengaruh lain khususnya pengaruh kebudayaan Sunda dari perbatasan Jawa Barat. Kebudayaan Banyumasan juga mempunyai ke”khas”an berupa sikap yang kerap melawan pengaruh budaya kraton Jawa , dengan demikian diduga adanya suatu sikap perlawanan (kritis) dalam bentuk Pendapa Si Panji terhadap kraton Jawa.Dari kajian sejarah Banyumas ditemukan fakta bupati Banyumas Yudanegara I yang sudah berjasa besar menolong raja Amangkurat I dan II telah dihukum mati di masjid Todan-Kartasura oleh Amangkurat III,sehingga menimbulkan sakit hati puteranya Yudanegara II. Ini menghasilkan temuan dugaan bentuk Pendapa Si Panji sebagai bentuk protes terselubung kepada raja Jawa yang telah menghukum mati ayahnya di sebuah masjid, sehingga menimbulkan bentuk denah Joglo (simbol Kraton) “dipaksakan” beratap Tajug (simbol Masjid). Adanya temuan lain mengenai kesamaan bentuk Tajug (Jawa) dengan Babancong (Sunda) memang memungkinkan dugaan bentuk Pendapa Si Panji dipengaruhi arsitektur tradisional Sunda, tetapi dugaan ini tidak sekuat dugaan pertama bahwa bentuk Si Panji adalah suatu bentuk simbol perlawanan terhadap kraton Jawa.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Engineering > Architecture Engineering
Divisions: Faculty of Engineering > Master Program in Architecture
Depositing User: Magister Arsitektur
Date Deposited: 30 Sep 2022 03:40
Last Modified: 30 Sep 2022 03:40
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/8895

Actions (login required)

View Item View Item