Setya, Rega Afri and Rahardjo, Turnomo (2020) NEGOSIASI IDENTITAS ETNIS LAMPUNG DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN BAHASA LAMPUNG SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA /41/KOM/2020. Undergraduate thesis, Faculty of Social and Political Science.
Full text not available from this repository.Abstract
Bahasa Lampung sebagai suatu identitas budaya tengah menghadapai ancaman kepunahan yang ditandai dengan jarangnya penggunaan bahasa daerah tersebut di tanahnya sendiri, yaitu Provinsi Lampung. Penggunaan Bahasa Lampung terputus di generasi tua, sedangkan generasi muda mulai meninggalkan Bahasa Lampung. Selain itu, heterogenitas budaya yang ada di Provinsi Lampung membuat penggunaan Bahasa Indonesia menjadi solusi agar komunikasi antar etnis tetap terjadi. Ini membuat penggunaan bahasa nasional tersebut semakin meningkat, sementara penggunaan Bahasa Lampung justru ditinggalkan. Namun, di tengah ancaman kepunahan Bahasa Lampung tersebut terdapat daerah seperti Pardasuka yang masih mempertahankan penggunaan Bahasa Lampung. Penuturan Bahasa Lampung dipertahankan oleh kalangan anak-anak hingga orang tua.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan negosiasi identitas etnis Lampung dalam upaya mempertahankan Bahasa Lampung sebagai identitas budaya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat etnis non-Lampung terhadap negosiasi identitas etnis Lampung dalam upaya mempertahankan Bahasa Lampung sebagai identitas budaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan fenomenologi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Negosiasi Identitas yang dikemukakan oleh Stella Ting-Toomey. Hasil dari penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam terhadap 6 orang informan yang terdiri dari 3 informan etnis Lampung dan 3 informan etnis non-Lampung. Selain itu, hasil penelitian juga didapatkan dari kegiatan observasi langsung yang dilakukan peneliti di lokasi penelitian yaitu Pardasuka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa negosiasi identitas etnis Lampung dilakukan dalam empat bentuk upaya. Pertama, pembentukan identitas di lingkungan keluarga yang dilakukan orang tua kepada anaknya. Kedua, penerapan hukuman sosial di masyarakat berupa cibiran dan pengucilan bagi siapapun yang meninggalkan penggunaan Bahasa Lampung. Ketiga, penerapan upaya simbolis seperti pemberian gelar adat dan penggunaan Bahasa Lampung sebagai tanda-tanda di fasilitas umum. Keempat, penyelenggaraan acara bertema budaya yang menampilkan sastra Bahasa Lampung seperti pantun dan puisi. Di sisi lain, etnis non-Lampung sebagai pendatang menunjukkan beberapa bentuk respon terhadap upaya negosiasi identitas etnis Lampung tersebut sebagai upaya penyesuaian diri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan asimilasi untuk menerima seluruh identitas budaya Lampung, khususnya Bahasa Lampung dan menghilangkan identitas dari etnis asalnya. Selain itu, sebagian etnis pendatang juga melakukan akulturasi dengan memperoleh sebagian aspek dari identitas budaya, khususnya Bahasa Lampung tanpa menghilangkan identitas dari etnis asalnya. Dalam melakukan asimilasi dan akulturas, etnis non-Lampung sebagai pendatang berusaha membaur dengan etnis Lampung untuk memperoleh Bahasa Lampung sebagai identitas budaya.
Kata kunci: Negosiasi Identitas, Etnis Lampung, Bahasa Lampung, Identitas Budaya
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Social Science and Political Science |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
Depositing User: | Users 162 not found. |
Date Deposited: | 29 Sep 2022 01:43 |
Last Modified: | 29 Sep 2022 01:43 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/8808 |
Actions (login required)
View Item |