Najib, Faatihah Dhuha and Sunarto, Sunarto (2020) BLAMING THE VICTIM: OBJEKTIFIKASI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM PEMBERITAAN DI MEDIA ONLINE BALAIRUNGPRESS.COM /03/KOM/2020. Undergraduate thesis, Faculty of Social and Political Science.

	Text COVER.pdf - Published Version Download (654kB)
	Text BAB I.pdf - Published Version Download (623kB)
	Text BAB II.pdf - Published Version Download (486kB)
	Text BAB III.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (795kB)
	Text BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (452kB)
	Text BAB V.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (302kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (430kB)

Abstract

Tekstual dalam berita ini sangat menarik untuk diteliti karena bersinggungan dengan feminisme sekaligus membahas kontroversial dalam representasi korban, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan khalayak terhadap berita “Nalar Pincang UGM atas Kasus Perkosaan”. Selain itu, penelitian ini juga mengungkap motivasi newsroom Balairung dalam mengangkat berita dan analisis kondisi sosial budaya yang mempengaruhi setiap tindakan dan pengambilan keputusan yang tercipta dalam newsroom Balairung.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) dan memfokuskan penelitian pada tiga tahap, yaitu level mikro, meso, dan makro. Di level mikro, komposisi pemberitaan yang menyertakan kronologi sebagai bahasan menjadi instrumen yang mengarah pada objektifikasi seksual bermotif pornografi/erotisme. Penggunaan diksi yang dipakai menimbulkan bias berita karena korban kembali diposisikan sebagai ‘korban’. Diksi bias yang kerap kali digunakan untuk menggambarkan peristiwa pemerkosaan yang dilakukan, yakni “meraba dada”, “mencium bibir”, “menyentuh dan memasukkan jarinya”. Penggunaan diksi tersebut berarti menyamakan korban sebagai obyek yang memang pantas dieksplor terhadap perilaku apa apa yang diterima tubuhnya. Hasil penelitian di level meso yang menggunakan analisis resepsi meliputi dua hal, yakni praktik produksi dan konsumsi teks. Penelitian level ini mengungkap adanya pengindahan etika moral dan pertimbangan sosial dalam membahasakan kasus kekerasan seksual itu sendiri. Alasan penentuan narasumber pun juga menyumbang asumsi dalam ketidak-berimbangan dan kredibilitas berita. Kritik dan evaluasi dari pembaca Balairung pun tidak dijadikan evaluasi oleh newsroom itu sendiri. Bahkan, dalam editorialnya, penegasan sikap untuk tidak memerlukan evaluasi menjadi komentar penutup kontroversial pemberitaan yang dirilis. Tidak berhenti sampai disitu, reproduksi teks yang dikonsumsi oleh media massa lain seperti Tempo dan VOA malah mengalienasi korban sebagai narasumber dalam pemberitaan.Setelah itu, hasil penelitian di level makro meliputi adanya pelanggaran yang telah dilakukan oleh Balairung atas Pedoman Media Siber yang menjadi acuan dalam keredaksian. Bahkan, pihak UGM sendiri belum mampu merumuskan hukum yang mengatur penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus, sehingga sangat mungkin apabila praktik jurnalisme yang tidak ramah korban juga diakibatkan karena ketidaksamaan frame dan nilai yang diyakini oleh entitas UGM itu sendiri, baik dari pihak Rektorat, korban (dalam hal ini mahasiswa), atau bahkan lembaga pers dari UGM.
Implikasi penelitian diwujudkan dalam bentuk teoritis, praktis, dan sosial. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penyadaran gender dalam institusi newsroom media massa guna memberikan pemahaman memadai kepada semua pekerjanya, baik laki-laki maupun perempuan, akan arti penting menciptakan relasi gender yang simetris dan adil dalam representasi dengan memperhatikan terciptanya berita yang paham akan pengemasan yang sejatinya benar-benar membela dan melindungi korban.

Kata kunci : Blaming the Victim, Objektifikasi, Analisis Wacana Kritis, Media Online, Feminisme, Kekerasan Seksual

Actions (login required)

View Item