Search for collections on Undip Repository

PERBEDAAN PENGARUH METODE INDUKSI ATEROSKLEROSIS TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA DAN KADAR MALONDIALDEHYDE (Studi Eksperimen pada Tikus Wistar)

Amanda, Qorry and Bahrudin, Udin and Widyastiti, Nyoman Suci (2022) PERBEDAAN PENGARUH METODE INDUKSI ATEROSKLEROSIS TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA DAN KADAR MALONDIALDEHYDE (Studi Eksperimen pada Tikus Wistar). Masters thesis, Universitas Diponegoro.

[img] Text (Cover)
Cover-Abstrak.pdf

Download (1MB)
[img] Text (BAB 1)
BAB I.pdf

Download (1MB)
[img] Text (BAB 2)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy
[img] Text (BAB 3)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB 4)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB) | Request a copy
[img] Text (BAB 5)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (269kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 6)
Bab VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (214kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 7)
Bab VII.pdf
Restricted to Registered users only

Download (452kB) | Request a copy
[img] Text (DAPUS-LAMPIRAN)
Dafpus-Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (11MB) | Request a copy

Abstract

Latar belakang: Aterosklerosis pada tikus dapat disebabkan oleh diet tinggi lemak atau paparan asap rokok (CSE). Namun, belum ada penelitian yang membandingkan efektivitas antara metode tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh kedua metode tersebut terhadap histopatologi aorta dan kadar malondialdehid (MDA) pada tikus. Metode: Desain penelitian ini adalah experimental dengan time interrupted series. 36 ekor tikus wistar dibagi menjadi 4 kelompok utama dan 4 subkelompok tambahan. Kelompok kontrol negatif (K0) terdiri dari 9 ekor tikus dan diberi pakan standar. Kelompok K1 terdiri dari 6 ekor tikus dan diberi adrenalin intravena diikuti diet tinggi lemak (HFD), K2 terdiri dari 6 ekor tikus dan diberi diet standar dan CSE, sedangkan K3 terdiri dari 15 ekor tikus dan diberi kombinasi CSE dan HFD. Kelompok K3 dibagi menjadi subkelompok K3A yang mendapat perlakuan selama 7 hari, K3B yang mendapat perlakuan selama 14 hari, K3C yang mendapat perlakuan selama 21 hari, setrta K3D yang mendapat perlakuan selama 28 hari, Kadar MDA serum dan jantung diukur menggunakan ELISA. Pewarnaan hematoxylin eosin dan oil red O pada aorta dilakukan masing-masing untuk mengukur rasio ketebalan intima-media (IMT) dan untuk menghitung sel busa. Hasil: Kadar MDA serum dan jaringan jantung baik pada K1, K2, atau K3 secara signifikan lebih tinggi (p<0,01) dibandingkan pada K0. Rasio IMT pada K3 signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok lain (p<0,01). Jumlah sel busa secara signifikan lebih tinggi pada kelompok K2 dan K3 dibandingkan pada kelompok K0 atau K1 (p<0,01). Tidak ada perbedaan signifikan pada histopatologi aorta antar subkelompok K3. Kesimpulan : Metode induksi aterosklerosis baik dengan CSE atau kombinasi CSE dan HFD mampu menginduksi aterosklerosis pada tikus, tetapi kombinasi lebih baik daripada sendiri.
Kata Kunci: Aterosklerosis, intima: rasio ketebalan media, sel busa, malondialdehid, paparan asap rokok, diet tinggi lemak.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Aterosklerosis, intima: rasio ketebalan media, sel busa, malondialdehid, paparan asap rokok, diet tinggi lemak.
Subjects: Medicine
Divisions: Faculty of Medicine > Master Program in Biomedical Science
Depositing User: Upload Mandiri FK
Date Deposited: 20 Sep 2022 03:24
Last Modified: 20 Sep 2022 03:24
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/8449

Actions (login required)

View Item View Item