Damayanti, Khairunnisa Andini and Windiani, Reni and Paramasatya, Satwika (2021) Stereotype of Masculinity and Its Effect on Recruitment and Exploitation of CAAFAG in the DR Congo /04/HI/2021. Undergraduate thesis, Faculty of Social and Political Science.

	Text 1. Cover.pdf - Published Version Download (262kB)
	Text 2. Bab I.pdf - Published Version Download (283kB)
	Text 3. Bab II.pdf - Published Version Download (157kB)
	Text 4. Bab III.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (432kB)
	Text 5. Bab IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (113kB)
	Text 6. Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (186kB)
	Text 7. Lampiran.pdf - Published Version Download (205kB)

Abstract

Konflik antar etnis yang berkelanjutan serta perang saudara yang berlarut-larut di wilayah Republik Demokratik Kongo mendorong setiap kelompok militer yang terlibat untuk merekrut anggota baru sebanyak mungkin guna mempertahankan wilayah kekuasaan serta dominasinya atas kelompok-kelompok militer lain. Di Republik Demokratik Kongo, hampir sepuluh ribu anak direkrut secara paksa untuk menjadi anggota pasukan militer. Meskipun baik anak laki-laki maupun anak perempuan memiliki peluang yang sama untuk direkrut, anak laki-laki tetap menjadi preferensi utama bagi para kelompok militer untuk ditempatkan di garis depan pertempuran. Hal ini disebabkan oleh masih kuatnya bias gender di sepenjuru wilayah tersebut. Tulisan ini akan menganalisa pengaruh dari stereotip maskulinitas terhadap aksi perekrutan dan eksploitasi tentara anak yang terjadi di wilayah RDK. Data yang digunakan dalam tulisan ini didapat menggunakan teknik pengumpulan data analisis dokumen dan wawancara yang kemudian dianalisa menggunakan metode process-tracing. Menggunakan konsep toxic culture of masculinity dan personal security, tulisan ini berargumen bahwa maraknya aksi perekrutan tentara anak di wilayah RDK dipengaruhi oleh stereotip maskulinitas yang masih tertanam kuat dan dipercayai oleh masyarakatnya. Anak-anak di RDK dipaksa untuk bersikap ‘maskulin’, seperti tangguh, tidak memiliki hubungan emosional, dan kasar. Tulisan ini menemukan bahwa perekrutan dan eksploitasi tentara anak di RDK dipengaruhi oleh budaya toxic masculinity yang tertanam kuat di masyarakat Kongo, serta di saat bersamaan juga mengancam keamanan personal milik anak-anak Kongo.
Kata kunci: perekrutan dan eksploitasi, tentara anak, budaya toxic masculinity, keamanan personal, Republik Demokratik Kongo

Actions (login required)

View Item