SABRINA, FIRA (2022) HUBUNGAN KONSENTRASI PARTICULATE MATTER (PM10) UDARA AMBIEN DAN CUACA DENGAN ANGKA KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KECAMATAN KEMAYORAN TAHUN 2018-2020. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Text REPO FIRA.pdf - Published Version Download (494kB)

Abstract

Particulate Matter <10 μm (PM10) dan faktor cuaca seperti curah hujan, kelembaban udara, suhu udara, dan kecepatan angin diketahui sebagi pemicu ISPA pada balita. Konsentrasi PM10 di Kecamatan Kemayoran selama tahun 2018-2020 telah melebihi baku mutu udara ambien sebanyak 16 bulan (>75 μg/m3). Angka kejadian ISPA balita di Kecamatan Kemayoran meningkat selama tahun 2018-2019 dan menurun pada tahun 2020. Prevalensi ISPA balita di Kecamatan Kemayoran tahun 2018 sebesar 24,3%. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan konsentrasi PM10 dan cuaca dengan angka kejadian ISPA pada balita di Kecamatan Kemayoran tahun 2018-2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan desain studi ekologi (time trend). Data ISPA pada balita diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Kemayoran, serta data Konsentrasi PM10 dan cuaca dari hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Kelas III Kemayoran. Uji korelasi pearson dan rank-spearman (α=5%) digunakan dalam menganalisis data. Rata-rata angka kejadian ISPA balita tahun 2018-2020 sebesar 383 kasus, konsentrasi PM10 sebesar 73,22 μg/m3, curah hujan sebesar 162,61 mm, kelembaban udara sebesar 75,08%, suhu udara sebesar 28,67°C, dan kecepatan angin sebesar 5,11 km/jam. Ada hubungan antara suhu udara dengan angka kejadian ISPA balita (p=0,026; r=-0,382). Sedangkan, konsentrasi PM10 (p=0,416; r=-0,149), curah hujan (p=0,070; r=0,314), kelembaban udara (p=0,192; r=0,229), dan kecepatan angin (p=0,380; r=0,155) tidak ada hubungan dengan angka kejadian ISPA balita. Penelitian menyimpulkan bahwa suhu udara berpotensi mempengaruhi kejadian ISPA pada balita.
Kata Kunci : PM10, Cuaca, ISPA, Balita

Actions (login required)

View Item