IRAWAN, Arif and Kismartini, Kismartini and Hidayat, Jafron Wasiq (2022) SKENARIO KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT CEMPAKA (Magnolia spp.) SECARA BERKELANJUTAN DI MINAHASA, SULAWESI UTARA. Masters thesis, School of Postgraduate Studies.

	Text Cover.pdf Download (348kB)
	Text Arif Irawan_BAB 1.pdf Download (182kB)
	Text Arif Irawan_BAB 2.pdf Download (210kB)
	Text Arif Irawan_BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (375kB)
	Text Arif Irawan_BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (524kB)
	Text Arif Irawan_BAB 5.pdf Download (75kB)
	Text Arif Irawan_DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (260kB)
	Text Arif Irawan_LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (228kB)

Abstract

Cempaka merupakan salah satu jenis tanaman utama penyusun hutan rakyat di Minahasa. Penelitian ini bertolak dari permasalahan terjadinya banjir bandang dan longsor yang salah satunya dipicu oleh peningkatan konversi hutan rakyat cempaka menjadi lahan peruntukan lain akibat penurunan minat masyarakat dalam mengelola hutan rakyat di Minahasa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat keberlanjutan dan variabel berpengaruh dalam pengelolaan hutan rakyat cempaka di Minahasa (aspek ekologi, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, aspek kelembagaan dan aspek aksesibilitas dan teknologi; (2) Memformulasikan skenario kebijakan pengelolaan hutan rakyat cempaka di Minahasa. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, dan Kota Tomohon pada bulan Oktober-Desember 2021. Data dianalisis dengan analisis ordinasi Rap-Pforest dan analisis prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Status keberlanjutan hutan rakyat cempaka di Minahasa dari 5 (lima) aspek yang dikaji berada pada status kurang berkelanjutan dengan nilainya adalah sebesar 45,08. Beberapa variabel yang memberikan pengaruh yaitu penutupan lahan bervegetasi cempaka, pengetahuan konservasi lahan kritis, metode penjualan cempaka, pendapatan dari cempaka, posisi tawar perantara (tengkulak), ketersediaan pasar, ketergantungan terhadap pohon cempaka, pengetahuan hutan lestari, penggunaan kayu cempaka untuk rumah adat, penggunaan sehari-hari kayu cempaka, keberadaan penyuluh swadaya, keberadaan penyuluh pemerintah, akses mendapatkan bibit dan standar kualitas kayu cempaka; (2) Formula skenario yang dapat diterapkan untuk meningkatkan status keberlanjutan pengelolaan hutan rakyat cempaka di Minahasa adalah skenario pembangunan berkelanjutan. Skenario ini mampu meningkatkan status keberlanjutan hutan rakyat cempaka di Minahasa dari status kurang berkelanjutan (45,08) menjadi cukup berkelanjutan (55,69). Skenario tersebut difokuskan pada beberapa rancangan rencana aksi untuk kebijakan peningkatan cara penjualan kayu cempaka, kebijakan penurunan peran perantara, kebijakan peningkatan ketersediaan pasar kayu cempaka, kebijakan peningkatan pengetahuan kelestarian hutan, kebijakan penigkatan peran penyuluh, kebijakan peningkatan kemudahan akses memperolah bibit cempaka, dan kebijakan peningkatan standar kualitas kayu cempaka. Oleh karena itu, disarankan kepada pemerintah untuk mengutamakan pengelolaan terhadap kebijakan-kebijakan tersebut dalam pengelolaan hutan rakyat cempaka secara berkelanjutan di Minahasa.

Cempaka is one of main plant species composing community forest in Minahasa. .This research start from the problem of flash floods and landslides that triggred by an increase of land conversion in Cempaka community forest to another land use due to decrease of community interest in managing community forest in Minahasa This study aims to (1) Analyze the sustainibility levels and variables that take effect in managing Cempaka community forest in Minahasa (ecological aspects, economic aspects, socio-cultural aspects, institutional aspects and accessibility and technology aspects; 2) Formulate policy scenarios for Cempaka community forest management in Minahasa. This research was conducted in South Minahasa Regency, Minahasa Regency, North Minahasa Regency, Southeast Minahasa Regency, and Tomohon City in October-December 2021. The data were analyzed using Rap-Pforest ordinance analysis and prospective analysis. The results showed that (1) Sustainability status of Cempaka community forest in Minahasa out of 5 (five) aspects studied are in a less sustainable status with a value of 45.08. Several variables that have an influence are cempaka vegetated land cover, knowledge of conservation in critical land, cempaka sales methods, income from cempaka, intermediary bargaining position (middleman), market availability, dependency in cempaka trees, knowledge of sustainable forests, use of cempaka wood for traditional houses, daily of cempaka woods, presence of self-help extension workers, presence of goverment extension workers, access to seeds and quality standards of cempaka woods; (2) The scenario formula that can be applied to improve the sustainability status of the Cempaka community forest in Minahasa is a sustainable development scenario. This scenario able to increase sustainibilitystatus of Cempaka community forest in Minahasa from less sustainable status (45.08) to moderately sustainable (55.69). The scenario focusing on several draft action plan for policy to increase the sell of Cempaka wood, policy to decrease intermediary role, policy to increase availability of Cempaka wood’s market, policy to increase knowledge of sustainable forest, policy to increase the role of intermediary, policy to increase access in Cempaka seeds, and policy to increase quality standart of Cempaka wood. Therefore, it is recommended for the government to prioritize these policies in sustainable management of cempaka community forests in Minahasa.
Keywords: cempaka, community forest, sustainability

Actions (login required)

View Item