Search for collections on Undip Repository

PERILAKU DESIKASI LIMBAH INDUSTRI LOGAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT SEBAGAI LINER TPA

Kristia Alfanti, Lidia (2020) PERILAKU DESIKASI LIMBAH INDUSTRI LOGAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT SEBAGAI LINER TPA. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img] Text
Lidia Kristia Alfanti_21080116130048_Cover Pengesahan Abstrak.pdf

Download (230kB)

Abstract

ABSTRAK
Masyarakat menghasilkan sampah seiring dengan bertambahnya jumlahpenduduk. Sampah harus dikelola dengan baik untuk menghindari pencemaran, salah satunya dengan membuat TPA. Sistem pelapis dasar (liner) TPA yang baik dibutuhkan untuk mencegah lindi masuk dan mencemari air tanah. Keretakan pada liner dapat menyebabkan terjadinya kebocoran lindi dan pencemaran air tanah. Sistem pelapis dasar TPA umumnya terbuat dari tanah. Maka sebagai alternatif, digunakan limbah industri logam sebagai pemanfaatan limbah untuk liner TPA.
Menurut Lampiran III Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan, menyatakan bahwa koefisien permeabilitas lapisan dasar TPA harus lebih kecil dari 10-6
cm/det. Limbah industri logam memiliki koefisien permeabilitas yang tidak sesuai dengan ketentuan,
yaitu sebesar 25,34560 x 10-6 cm/det. Dalam rangka menurunkan nilai koefisien permeabilitas, maka limbah industri logam ditambahkan dengan material bentonit
yang memiliki nilai permeabilitas yang rendah. Variasi yang digunakan yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% penambahan bentonit. Teknik pengolahan gambar
digital yang digunakan untuk menghitung nilai faktor intensitas keretakan atau crack intensity factor (CIF) menggunakan software Matlab 2019a. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai permeabilitas yang memenuhi standar adalah variasi penambahan bentonit 20% dengan nilai 0,8059.10-6 cm/det dan penambahan bentonit
25% dengan nilai 0,5059.10-6 cm/det. Berdasarkan pengolahan gambar menggunakan software Matlab, dihasilkan retakan desikasi untuk sampel LLB 0%, LLB 5%, LLB 10%, LLB 15%, LLB 20%, dan LLB 25% dengan luas retakan berturut-turut sebesar 0,6%, 1,3%, 2,1%, 2,5%, 3,3%, dan 4,9%. Hasil CIF menunjukkan bahwa sampel LLB 0%, LLB 5%, LLB 10%, LLB 15%, dan LLB 20% masuk persyaratan karena memiliki luas retakan < 4%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa komposit terbaik adalah limbah industri logam dengan penambahan 20% bentonit. Penelitian juga membahas retakan vertikal yang
membuktikan bahwa siklus wetting-drying berpengaruh terhadap kedalaman retakan.
Kata Kunci: limbah industri logam, bentonit, retakan desikasi, retakan vertika

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Engineering
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Environmental Engineering
Depositing User: anik riyanti
Date Deposited: 15 Jun 2022 03:52
Last Modified: 15 Jun 2022 03:52
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/6459

Actions (login required)

View Item View Item