Search for collections on Undip Repository

Pondok Pesantren Inklusif Dengan Konsep Ruang Publik Di Kuningan Jawa Barat

Habiburrahman, Mushaffa Rafii and Bharoto, Bharoto and Prianto, Eddy (2020) Pondok Pesantren Inklusif Dengan Konsep Ruang Publik Di Kuningan Jawa Barat. Undergraduate thesis, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

[img] Text
COVER.pdf - Published Version

Download (52kB)
[img] Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf - Published Version

Download (141kB)
[img] Text
BAB 1.pdf - Published Version

Download (103kB)
[img] Text
BAB 2.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only

Download (419kB)
[img] Text
BAB 3.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
BAB 4.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
BAB 5.pdf - Published Version

Download (1MB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (75kB)

Abstract

Pesantren adalah salah satu sistem pendidikan Indonesia yang berkembang cukup pesat hingga hari ini. Menurut Pangkalan Data Pondok Pesantren (PDPP) yang dikelola oleh Kemenag RI, saat ini terdapat 26.970 pondok pesantren aktif di seluruh Indonesia. Sedangkan penelitian Balitbang Diklat Kemenag pada tahun 2003-2004 mencatat hanya ada 14.656 pondok pesantren. Dengan demikian terjadi peningkatan sekitar 46% dalam lima belas tahun terakhir.
Sebagai lembaga pendidikan yang telah eksis di tengah masyarakat selama ratusan tahun, tentu saja terjadi perkembangan yang signifikan pada pondok pesantren. Menurut kurikulum dan sarana fisiknya, Ziemek (1986) membagi pesantren menjadi 6 tipe. Pertama, pondok pesantren yang seluruhnya dilaksanakan secara tradisional, dengan sarana yang biasanya hanya terbatas masjid dan rumah kyai. Kedua, pesantren tradisional yang mempuyai sarana fisik, seperti; masjid, rumah kyai, pondok atau asrama yang disediakan bagi para santri. Ketiga, pesantren salafi ditambah dengan lembaga sekolah. Keempat adalah pesantren modern terbuka untuk umum. Mengunakan sistem klasikal dimana para santri belajar di ruang-ruang kelas. Kelima, pesantren yang tidak memiliki lembaga pendidikan formal, tetapi memberikan kesempatan kepada santri untuk belajar pendidikan formal di luar pesantren. Tipe kelima ini sekilas mirip dengan pesantren tradisonal, namun para santri tidak 24 jam berada di dalam pondok pesantren, sehingga akses para santri keluar pondok lebih fleksibel. Terakhir, ma’had ‘aly, tipe ini, biasanya ada pada perguruan tinggi agama atau perguruan tinggi bercorak agama. Fasilitas tipe ini layaknya perguruan tinggi berasrama pada umumnya, namun fokus pada pendidikan agama Islam.
Tamin (2018) membagi perkembangan pesantren berdasarkan orientasi kurikulum pendidikannya dalam tiga corak; tradisionalis, modernis, dan revivalis. Corak tradisonal yaitu pondok pesantren yang mengikuti patron Ahlussunah Wal Jamaah. Corak modernis, menurut Tamin adalah pondok pesantren mengusung agenda perubahan dengan mengkritisi kembali tradisi lama dunia pesantren yang dianggap tidak relevan dengan konteks saat ini. Sedangkan corak revivalis adalah pondok pesantren yang bermaksud membangkitkan kembali Islam yang murni sebagaimana pernah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dan kaum salaf.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Engineering > Architecture Engineering
Engineering
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Depositing User: agus pramono
Date Deposited: 27 Apr 2022 01:26
Last Modified: 27 Apr 2022 01:26
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/6015

Actions (login required)

View Item View Item