Search for collections on Undip Repository

MONITORING KUALITAS AIR DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN WADUK WADASLINTANG, KABUPATEN WONOSOBO

RAHAYU, Diana Retna Utarini Suci and Anggoro, Sutrisno and Soeprobowati, Tri Retnaningsih (2020) MONITORING KUALITAS AIR DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN WADUK WADASLINTANG, KABUPATEN WONOSOBO. Doctoral thesis, School of Postgraduate Studies.

[img] Text
Diana RUSR_DIL-COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Diana RUSR_DIL-BAB I.pdf

Download (746kB)
[img] Text
Diana RUSR_DIL-BAB II.pdf

Download (724kB)
[img] Text
Diana RUSR_DIL-BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (480kB)
[img] Text
Diana RUSR_DIL-BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
Diana RUSR_DIL-BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img] Text
Diana RUSR_DIL-BAB VI.pdf

Download (415kB)
[img] Text
Diana RUSR_DIL-DAPUS.pdf

Download (577kB)

Abstract

Aktivitas masyarakat di Daerah Tangkapan Air (DTA) menghasilkan limbah domestik, termasuk limbah peternakan dan pertanian yang akhirnya bermuara dan terakumulasi di waduk. Penumpukan limbah antrophogenik yang mengandung unsur hara (nutrient N dan P) akan memicu terjadinya eutrofikasi yang berdampak buruk pada kualitas air. Terjadinya eutrofikasi akan berpengaruh pada status trofik perairan, karena akan menurunkan status mutu air. Waduk Wadaslintang dengan fungsi utama untuk irigasi pertanian dan fungsi sekunder diantaranya sebagai tujuan wisata dan pembangkit turbin PLTA ditetapkan dalam kategorikan kelas 2, karena berfungsi pula sebagai sumber air baku industri dan rumah tangga, terutama di wilayah Kabupaten Kebumen. Adanya aktivitas budidaya perikanan berupa Karamba Jaring Apung (KJA) yang dilakukan secara intensif dan perubahan tutupan lahan di DTA berpotensi mengakibatkan pencemaran di Waduk Wadaslintang.
Penelitian ini bertujuan untuk (1). menganalisis kualitas air Waduk Wadaslintang, berdasarkan faktor fisik-kimia dan biologi, (2). menganalisis tingkat pencemaran berdasarkan indeks pencemaran air, (3). menganalisis status trofik waduk, (4). menentukan alokasi beban pencemaran waduk, (5). menganalisis persepsi masyarakat terhadap pengelolaan pencemaran di Waduk Wadaslintang, dan (6). menyusun konsep/strategi pengelolaan Waduk Wadaslintang sesuai peruntukan. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di lingkungan perairan Waduk Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo mulai pada bulan April 2017 sampai dengan bulan Agustus 2019. Pengambilan sampel air dan biota dilakukan selama 10 bulan yang mewakili periode musim penghujan dan kemarau (Mei – Desember 2017) pada 10 stasiun penelitian yang meliputi 4 inlet waduk (muara Sungai Tritis, muara Sungai Cengis, muara Sungai Lancar dan muara Sungai Kumejing), area transisi (pertemuan 4 muara sungai), area pemanfaatan (area wisata, area budidaya, ex area budidaya dan area PLTA) serta outlet waduk. Pengambilan sample dilakukan berdasarkan Metode Purposive Sampling. Pengambilan data persepsi masyarakat dilakukan pada bulan Januari – April 2018. Pengambilan data sekunder meliputi morfometri waduk, curah hujan, data KJA, serta pendukung lainnya dilakukan sampai dengan bulan Juli 2019. Penentuan titik sampling dilakukan menggunakan GPS. Pengujian sample air dilakukan di Laboratorium Wahana, Semarang dan Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, sedangkan identifikasi biota akuatik dilakukan di Laboratorium Biologi Akuatik Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Mekanisme penelitian mengacu pada metode deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif. Penentuan responden yang merupakan masyarakat yang bermukim dan mempunyai kepentingan terhadap keberadaan Waduk Wadaslintang dilakukan secara purposive random sampling, penentuan stakeholder dilakukan secara purposive sampling dan penentuan pejabat pengelola yang berperan dilakukan secara purposive sampling. Analisis strategi kebijakan pengendalian pencemaran dilakukan secara deskriptif berdasarkan hasil interpretasi data primer dan sekunder yang diperoleh di lapangan.
Hasil kajian terhadap kualitas air Waduk Wadaslintang yang mencakup 26 parameter dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, menunjukkan bahwa 11 parameter kualitas air telah melebihi baku mutu kelas 2 yaitu TSS, COD, Orthofosfat, BOD, H2S, Cu, Cd, deterjen, Pb, lemak-minyak, dan total Coliform. Status mutu Waduk Wadaslintang
vii
berdasarkan penilaian kriteria skala nasional menggunakan nilai Indeks Pencemaran Air (IPA) masih termasuk dalam kategori tercemar ringan. Berdasarkan penilaian kriteria skala internasional menggunakan metode STORET sudah termasuk dalam kategori tercemar berat. Status trofik Waduk Wadaslintang berdasarkan perhitungan Tropik Saprobik Indeks (TSI) dan Saprobik Indeks (SI) menunjukkan kategori β-mesosaprobik (tercemar ringan) dengan sumber pencemar berupa bahan organik dan anorganik. Berdasarkan hasil penilaian Carlson Trophic State Index (CTSI), Waduk Wadaslintang termasuk dalam kategori mesotrofik. Hasil perhitungan alokasi dan besarnya beban pencemaran Waduk Wadaslintang sebesar 169,2 ton/th dari DTA dan 216,5 ton/th dari kegiatan perikanan KJA. Hasil penilaian persepsi masyarakat di lingkungan Waduk Wadaslintang untuk kategori persepsi terhadap pengendalian dan penanggulangan pencemaran sebesar 68,78% (kategori tinggi), persepsi terhadap pengelolaan sesuai dengan peruntukan sebesar 68,05% (kategori tinggi), sedangkan persepsi terhadap partisipasi masyarakat untuk pengelolaan secara berkelanjutan sebesar 58,29% (kategori sedang).
Startegi yang direkomendasikan adalah diperlukan pengelolaan waduk dengan melakukan monitoring kualitas lingkungan waduk yang mencakup komponen ABC yaitu abiotik meliputi faktor fisik-kimia air, biotik (faktor biologi) dan culture (persepsi dan kegiatan masyarakat) secara kontinyu dengan mengacu pada Baku Mutu kelas air kelas 2 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, diperlukan pengelolaan kegiatan di daerah tangkapan air (DTA) diantaranya pembangunan IPAL komunal dan pengelolaan di badan waduk dengan membatasi jumlah KJA yang berpotensi meningkatkan konsentrasi total fosfat (TP) dan total nitrogen (TN) atau pengalihan konsep budidaya KJA menggunakan Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA) melalui dukungan instansi terkait, diperlukan sosialisasi ke masyarakat terkait persepsi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan waduk secara berkelanjutan.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: Kualitas air, pencemaran, waduk wadaslintang, monitoring
Subjects: Fisheries And Marine Sciences
Divisions: Postgraduate Program > Doctor Program in Environmental Science
Depositing User: ekana listianawati
Date Deposited: 25 Apr 2022 02:50
Last Modified: 25 Apr 2022 02:50
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/5913

Actions (login required)

View Item View Item