Search for collections on Undip Repository

MODEL KEBIJAKAN PERUBAHAN IKLIM RESPONSIF JENDER DI KOTA SEMARANG

RUSMADI, Rusmadi and Hadi, Sudharto P. and Purnaweni, Hartuti (2019) MODEL KEBIJAKAN PERUBAHAN IKLIM RESPONSIF JENDER DI KOTA SEMARANG. Doctoral thesis, School of Postgraduate Studies.

[img] Text
Rusmadi_1.pdf

Download (378kB)
[img] Text
BAB I___Pendahuluan__Oke.pdf

Download (753kB)
[img] Text
BAB II___Tinjauan Pustaka__Oke.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB III__Kerangka Teori dan Kerangka Konsep___Oke.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (540kB)
[img] Text
BAB IV___Metode Penelitian__Oke.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (564kB)
[img] Text
BAB V___Hasil dan Pembahasan__TIDAK MIRING_Oke.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)
[img] Text
BAB VI___Penutup__Oke.pdf

Download (427kB)

Abstract

Dewasa ini, masyarakat global dihadapkan pada persoalan serius terkait adanya perubahan iklim yang berdampak pada berbagai sektor seperti pertanian, kehutanan, sumberdaya air, keanekaragaman hayati, kesehatan, dan wilayah-wilayah khusus seperti pesisir dan pulau-pulau kecil. Salah satu dampak pada wilayah pesisir yang paling serius adalah terjadinya banjir pasang atau rob yang menggenangi hampir keseluruhan kawasan pesisir perkotaan akibat peningkatan muka air laut secara terus menerus. Genangan rob nyata-nyata telah berdampak pada kerusakan lingkungan-alam, lingkungan-fisik, dan juga lingkungan sosial-ekonomi masyarakat. Munculnya dampak tersebut menjadi semakin kompleks mengingat pada wilayah-wilayah yang terpapar genangan rob terdapat relasi sosial yang spesifik, salah satunya adalah relasi jender. Relasi sosial jender menjadi “ruang” bagi perubahan iklim yang akan mempengaruhi bagaimana dampaknya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terpapar dampak. Pada saat yang sama, kebijakan-kebijakan terkait perubahan iklim juga turut mempengaruhi bagaimana kapasitas adaptasi yang dimiliki oleh masyarakat terhadap perubahan iklim. Minimnya kapasitas adaptasi akan menyebabkan semakin meningkatkan kerentanan pada saat terpapar dampak perubahan iklim. Oleh karenanya, diperlukan model kebijakan perubahan iklim yang responsif jender.
Penelitian ini mencoba memahami dua dimensi yang sesungguhnya saling terkait, yakni perubahan iklim dan jender. Oleh karenanya, penelitian ini fokus pada 2 (dua) hal, yakni: 1). Bagaimana dampak perubahan iklim dilihat dari perspektif jender dengan mengambil lokasi penelitian di dua kelurahan wilayah studi, yakni Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen, dan 2). Bagaimana kebijakan perubahan iklim di Kota Semarang dilihat dari perspektif jender, terutama yang tercantum di dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang 2016 – 2021 dan dokumen Strategi Perubahan Iklim Terpadu Kota Semarang Tahun 2010 – 2020. Dengan menggunakan metode mix-method atau kombinasi antara metode kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa: kelompok perempuan lebih banyak menerima dampak daripada laki-laki dilihat dari beberapa hal, yakni: 1). Perempuan lebih banyak yang terpapar dibandingkan laki-laki, 2). Perempuan lebih lama terpapar dibandingkan laki-laki, 3). Perempuan memiliki beban ganda dibanding laki-laki, 4). Perempuan lebih banyak mengalami kesulitan dibanding laki-laki, 5). Perempuan lebih banyak terkena penyakit daripada laki-laki. Pada saat yang sama, kebijakan perubahan iklim di Kota Semarang juga belum responsif jender. Hal ini bisa dilihat dari hasil analisis gender menggunakan gender marker terhadap kebijakan tersebut yang hanya memperoleh skor 1 (dari maksimal skor 3). Padahal kebijakan perubahan iklim yang responsif jender sangat penting bagi ketahanan perubahan iklim.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, penelitian ini kemudian merumuskan model kebijakan perubahan iklim responsif jender. Model tersebut terdiri dari 3 (tiga) komponen, yakni intervensi, asistensi, dan penciptaan kondisi yang mendukung. Intervensi adalah campur tangan dari leading sector kebijakan, yakni Pemerintah Kota Semarang, yang dilakukan secara partisipatif, tidak sentralistik, dan memahami kebutuhan spesifik jender. Sedangkan asistensi merupakan pemberian dukungan sebagai upaya lanjutan untuk mengurangi kendala-kendala operasional yang muncul di dalam upaya mewujudkan ketahanan perubahan iklim responsif jender, baik berupa pemberian bantuan teknis, pemberdayaan masyarakat, dan pendanaan program. Sementara penciptaan kondisi yang mendukung merupakan upaya bersama-sama mewujudkan ketahanan perubahan iklim. Hal ini perlu komitmen dari berbagai pihak, baik pemerintah, anggota masyarakat, maupun agensi untuk terus mempromosikan ketahanan perubahan iklim yang responsif jender melalui kerjasama antar pihak dalam tata kepengaturan perubahan iklim (climate governance).

Kata Kunci: dampak perubahan iklim, kawasan pesisir, kebijakan perubahan iklim, dan responsif jender.

Today, the global community faced with serious problems regarding the climate change impact on various sectors such as agriculture, forestry, water resources, biodiversity, health, and specific areas such as coastal area and small islands. Once of the impact on coastal areas are tidal flooding that inundated urban coastal areas due to increased sea levels are constantly.
Tidal flooding obviously have an impact on environmental degradation, environment-physical, and socio-economic spheres of society. The emergence of these impacts become increasingly complex, because in areas exposed to tidal inundation there are specific social relations, one of which is gender relations. The social relations of gender to be a "space" for climate change that will affect how they impact the people who live in areas exposed to the impacts. At the same time, policies related to climate change also affects how community’s adaptive capacity to climate change impact. The lack of adaptive capacity will be lead to increase the vulnerability when exposed to the climate change impact. Therefore, the necessary policy model of climate change with gender-responsive.
This study tried to analyze toward climate change and gender nexus. Therefore, this study focused on two (2) problem: 1). How is the climate change impact looking from the gender perspective by taking research location in two villages of the study area, Tanjungmas and Kemijen, and 2). How is climate change policy in Semarang looking from the gender perspective, especially those listed in the document of Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semarang Tahun 2016-2021 and the document of Strategi Perubahan Iklim Terpadu Kota Semarang Tahun 2010-2020. By using mix-method or a combination between qualitative and quantitative methods, this study concluded that: groups of women more impacted than men seen from several things: 1). Women more exposed than men, 2). Women exposed longer than men, 3). Women have a double burden than men, 4). Women experienced more difficulties than men, 5). Women more affected by the disease than men. At the same time, climate change policy in Semarang also not gender responsive. This can be seen from the results of gender analysis using gender marker toward the policy which only obtained a score of 1 (out of a maximum score of 3). Though climate change policies are gender responsive is very important for climate change resilience.
Based on the results and analysis, this study formulate a policy model of climate change with gender responsive. The model consists of 3 (three) components: intervention, assistance, and the creation of enabling conditions. Intervention is the government as a leading sector in the policy, the government of the city, which is participatory, not centralized, and understand the gender-specific needs. While assistance is the provision of support as a continuing effort to reduce the operational constraints that arise in efforts to achieve gender responsive resilience to climate change, both in the form of technical assistance, community development, and funding programs. While the creation of conditions conducive to the effort together to create resilience to climate change. This needs commitment from various parties, including government, community members,

Keywords: climate change impact, coastal areas, policy, and gender responsive

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: dampak perubahan iklim, kawasan pesisir, kebijakan perubahan iklim, dan responsif jender.
Subjects: Engineering > Urban and Regional Planning
Divisions: Postgraduate Program > Doctor Program in Environmental Science
Depositing User: ekana listianawati
Date Deposited: 14 Apr 2022 08:16
Last Modified: 14 Apr 2022 08:16
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/5779

Actions (login required)

View Item View Item