Elnuari, Thea Aldena Gisa (2019) Strategi Ketahanan Pangan Pada Masyarakat di Kepulauan Karimunjawa 1986-2015. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
PDF
Thea Aldena Gisa A..pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (1MB) |
Abstract
Skripsi dengan judul “Strategi Ketahanan Pangan Pada Masyarakat di Kepulauan Karimunjawa 1986-2015” ini mengkaji permasalahan bagaimana strategi ketahanan pangan pada masyarakat di kepulauan terpencil ketika menghadapi
situasi kritis masa paceklik yang ditimbulkan oleh iklim, cuaca dan ombak tinggi yang mengisolasi wilayah kepulauan tersebut. Untuk mengkaji permasalahan tersebut digunakan metode sejarah yang mencakup empat tahap kegiatan, yaitu
heuristik pencarian data dari sumber tertulis maupun sejarah lisan, kritik interen dan eksteren untuk mendapatkan otentisitas dan kredibelitas, interpretasi dan historiografi. Adapun pendekatan yang digunakan adalah antropologi ekonomi, karena strategi ketahanan pangan merupakan cara yang ditempuh oleh masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang lebih berbasis kepada pengetahuan tradisional yang diperoleh secara turun temurun dari generasi ke generasi dalam kehidupan sosial mereka. Masyarakat di Kepulauan Karimunjawa yang secara administratif masuk ke dalam Kabupaten Jepara, pada bulan Desember hingga Maret seringkali menghadapi
musim paceklik yang kritis sebagai akibat dari Musim Baratan yang menimbulkan cuaca ekstrim, badai dan gelombang laut tinggi yang mengisolasi wilayah kepulauan
tersebut. Dengan kondisi air laut pasang dan gelombang yang tinggi, cenderung tidak ada aktivitas pelayaran antar pulau, karena kapal-kapal yang melayani rute di
wilayah kepulauan itu termasuk kapal-kapal kecil, sehingga mobilitas orang dan barang menjadi terbatas termasuk distribusi bahan kebutuhan pokok sangat
terganggu. Namun demikian, kondisi terisolasi itu bukan satu-satu faktor penyeban terjadinya kerentenan ketahanan pangan di Kepulauan Karimunjawa, diantaranya kepemilikan lahan dan konversi lahan serta pola mata pencaharian hidup. kepemilikan lahan penduduk di pulau-pulau Karimunjawa dibagi menjadi empat kategori, yaitu; yasan, warisan, hibah dan pembelian. Mayoritas pemilik lahan
yasan di Karimunjawa berasal dari luar Karimunjawa dan menjadi pelopor penduduk lokal di Karimunjawa. Konversi lahan mengakibatkan fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian. Lahan pertanian yang semula 81 ha dengan
produksi padi sebanyak 271 ton pada 1986, tersisa hanya 7 ha dengan hasil panen padi sebanyak 36 ton pada 2015. Penyebab terjadinya konversi lahan adalah rasio pendapatan non pertanian terhadap pendapatan total yang semakin kecil. Pendapatan di sektor pertanian yang semakin menurun, oleh sebab itu terjadi perubahan pola mata pencaharian dari sektor pertanian menuju sektor kelautan. Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan jumlah petani dari yang semula 1.483 orang pada 1986 menjadi 1.200 orang pada 2015, sebaliknya jumlah nelayan meningkat dari 1.897 orang pada 1986 menjadi 2.844 orang pada 2015. Sepanjang periode 1986-2015 berbagai strategi ketahanan pangan ditempuh oleh masyarakat Kepulauan Karimunjawa yang tersebar di lima pulau berpenghuni
yaitu, Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting. Mulai dari diversifikasi pangan yaitu dengan mengganti makanan pokok nasi yang berasal dari padi dengan makanan alternatif dari singkong/ubi kayu yang diolah menjadi pohong bosok dan gaplek. Selanjutnya adalah program pangan pemerintah, diantaranya pengolahan pangan desa sebagai pemanfaatan sumber daya alam Karimunjawa yang berupa pelatihan dan bantuan stimulan alat pengolah pangan untuk produksi aneka olahan pangan lokal di Kelompok PKK Desa Parang
pada 2011, optimalisasi pemanfaatan tanaman dalam rangka menambah sumber pangan tambahan dengan memberikan bibit kepada masyarakat Kepulauan Karimunjawa sebagai bentuk optimalisasi konservasi lahan. Terdapat juga Program
P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan) pada 2013 dan Penyuluhan dari pemerintah kepada masyarakat Karimunjawa sejak 2007. Selain strategi-strategi tersebut, pemerintah juga memberi bantuan pangan melalui Bulog (Badan Urusan Logistik) yang berupa raskin (beras raskin) di mulai pada 1998 yang sekarang berganti nama menjadi rastra (beras sejahtera) dengan total jatah 43 RTM (Rumah Tangga Miskin) total dari 4 desa dengan jumlah total 645 kg atau 2 sak per RTM. Guna mengatasi masalah aksesibilitas untuk memenuhi ketersediaan pangan,
solusinya adalah optimalisasi sarana dan prasarana laut berupa jasa pelayaran pemerintah yaitu ASDP dengan menggunakan fery KM Dewa Daru dan KM Siginjai pada 2010 sebagai aktivitas pelayaran masyarakat Karimunjawa dengan
wilayah pusat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Karimunjawa; Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan; Ketahanan Pangan |
Subjects: | Undip Formal Documents |
Divisions: | Faculty of Humanities > Department of History |
Depositing User: | Lindra Astupi Sejarah |
Date Deposited: | 23 Feb 2021 07:43 |
Last Modified: | 23 Feb 2021 07:43 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4247 |
Actions (login required)
View Item |