Search for collections on Undip Repository

Peranan Romo Pandhita Hadi Suryadharma Terhadap Pengembangan Agama Budha Jepang Sekte Nichiren Shoshu Indonesia (NSI)di Jawa Tengah, 1979-1992

Rabbani, Ferhat Jundi (2019) Peranan Romo Pandhita Hadi Suryadharma Terhadap Pengembangan Agama Budha Jepang Sekte Nichiren Shoshu Indonesia (NSI)di Jawa Tengah, 1979-1992. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img] PDF
Ferhat Jundi Rabbani.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (609kB)

Abstract

Skripsi ini membahas mengenai sosok Romo Pandhita Hadi Suryadharma dan peranannya dalam perkembangan agama Budha Jepang Sekte Nichiren Shoshu Indonesia (NSI) di Jawa Tengah, 1979-1992. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup empat langkah, yakni heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi, dan penulisan sejarah. Romo Hadi Suryadharma dilahirkan di Semarang pada 30 Oktober 1947. Ia lahir dari pasangan Santoso dan Soemiati. Kesibukan orang tua, membuatnya lebih dekat dengan sang paman sejak kecil. Sang paman yang merupakan penganut aliran kebatinan, membuat Romo Hadi Suryadharma penasaran. Hal itu berdampak pada pencarian Romo Hadi Suryadharma akan “Tuhannya” hingga dewasa. Dalam pencariannya, ia sempat merasakan beberapa Agama seperti Islam, Kristen, dan
Katholik. Pencarian berakhir kala ia bertemu dengan kawan lamanya, yaitu Andi. Setelah bertemu dengan Andi, pencariannya berakhir karena ia sudah memantapkan
dirinya untuk memeluk Agama Budha Nichiren Shoshu Indonesia (NSI). Pada 1979, berkat keseriusannya dalam mendalami ajaran Budha NSI, Romo Hadi Suryadharma diangkat menjadi Ketua Ranting Semarang. Romo Hadi Suryadharma juga terpilih sebagai lima orang Jawa yang dipersiapkan oleh Ketua Umum NSI, yaitu Senosoenoto untuk menyebarkan ajaran Budha Nichiren di Jawa Tengah. Keaktifan Romo Hadi Suryadharma dalam keangotaan NSI, membuatnya naik rangking sebagai Ketua Cabang Semarang pada 1980. Ia mulai aktif dalam menyebarkan ajaran NSI ke daerah-daerah di Jawa Tengah, seperti Purwodadi,
Boyolali, Cilacap, Purwokerto, Wonogiri, hingga ke Jawa Timur. Pada 1984, Romo Hadi Suryadharma ditunjuk sebagai Pembina NSI Jawa Tengah. Pada periode ini, NSI Jawa Tengah menunjukkan eksistensinya. Tidak hanya berfokus kepada kegiatan keagamaan, NSI Jawa Tengah juga berfokus kepada kegiatan sosial seperti donor darah, donor mata, bakti sosial, dan fokus pada bidang kesenian. Hal tersebut merupakan strategi dari Romo Hadi Suryadharma agar NSI mudah diterima masyarakat. Kerja keras Romo Hadi Suryadharma membuat Senosoento terkesan. Sebagai bentuk apresiasi, ia ditawarkan untuk mengikuti Sekolah Pandhita di Megamendung Pada 1987, Romo Hadi Suryadharma berhasil menyelasaikan studi pandhita dan mendapatkan gelar sebagai Romo Pandhita Utama Hadi Suryadharma. Pada Oktober 1987, Romo Hadi Suryadharma menjadi penanggung jawab HUT NSI yang dibarengi dengan acara Partai Golkar. Pernyataan Senosoenoto yang menargetkan 12 juta pemeluk NSI untuk diarahkan memilih Golkar membuat Hadi Suryadharma keberatan. Puncaknya, pada 1989 ia mengundurkan diri dari pengurus NSI termasuk dalam upaya penyebarluasan dhamma. Hal itu karena ia sudah mencium adanya politik praktis. Pengunduran diri Romo Hadi Suryadharma, dan wafatnya Senosoenoto pada 1992, menjadi akhir dari masa kejayaan NSI di Jawa Tengah yang
sempat berjaya pada periode 1979 hingga 1992.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Romo Pandhita Hadi Suryadharma; Agama Budha; Jepang; Sekte Nichiren Shoshu
Subjects: Undip Formal Documents
Divisions: Faculty of Humanities > Department of History
Depositing User: Lindra Astupi Sejarah
Date Deposited: 22 Feb 2021 07:02
Last Modified: 22 Feb 2021 07:02
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4197

Actions (login required)

View Item View Item