Search for collections on Undip Repository

Diplomasi Kebudayaan antara Keraton Yogyakarta dan Pemerintah Kolonial Belanda pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII 1921-1939

Ma'as, Ayu Amalya (2020) Diplomasi Kebudayaan antara Keraton Yogyakarta dan Pemerintah Kolonial Belanda pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII 1921-1939. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img] PDF
Ayu Amalya Ma'as.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (1MB)

Abstract

Melalui metode sejarah, skripsi ini mengkaji tentang Diplomasi Kebudayaan antara keraton Yogyakarta dan pemerintah kolonial Belanda pada masa pemerintahan Hamengku Buwono VIII, dari 1921 sampai dengan 1939. Aspek
kebudayaan dipergunakan sebagai taktik politik lunak yang diharapkan dapat melancarkan aspirasi keraton yang ketika itu mengalami tekanan dan pembatasan dari pemerintah kolonial.
Dalam perkembangannya, istilah diplomasi kebudayaan belum terlalu familiar ketika temporal skripsi ini berlangsung, namun pelaksanaannya telah diberlakukan dan banyak diterapkan dalam konsep menjamu tamu besar, baik di
keraton maupun lembaga institusi di bawahnya. Melalui jamuan yang baik dan mewah diharapkan diskusi maupun kompromi dapat berjalan dengan lebih lancar dan berpotensi untuk menguntungkan kedua belah pihak. Keraton sebagai simbol pusat kebudayaan Jawa yang Adiluhung tentu memiliki tuntutan untuk menampilkan keluhuran aspek kebudayaannya melalui kesenian, arsitektur, hingga kuliner. Beragam aspek tersebut diharapkan dapat membentuk sebuah rangkaian jamuan yang mengesankan bagi para tamu Belanda yang hadir. Parade kebudayaan dianggap dapat menjadi daya tarik sekaligus media yang strategis
untuk menimbulkan kesan bersahabat sekaligus penghargaan berupa seremonial penyambutan tamu keraton yang hadir memenuhi undangan keraton.
Rangkaian seremonial kebudayaan yang diselenggarakan di keraton Yogyakarta bertujuan untuk mensukseskan jalannya suksesi tahta. Hal ini juga berlaku pada masa pemerintahan HB VIII yang ketika itu telah mengupayakan
untuk memajukan pentas kesenian wayang wong sebagai salah satu media ekshibisi kebudayaan yang diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi penikmatnya (khususnya para tamu pembesar Belanda) sekaligus mampu menciptakan situasi
politik yang kondusif hingga berhasil mengantarkan calon pengganti Sultan berhasil naik tahta tanpa intervensi berlebih dari pihak pemerintah kolonial.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Diplomasi Kebudayaan, Keraton, Belanda, HB VIII
Subjects: Undip Formal Documents
Divisions: Faculty of Humanities > Department of History
Depositing User: Lindra Astupi Sejarah
Date Deposited: 22 Feb 2021 04:12
Last Modified: 22 Feb 2021 04:12
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4165

Actions (login required)

View Item View Item