Search for collections on Undip Repository

Peranan Bambang Sugeng Sebagai Panglima Divisi/Gubernur Militer III di Jawa Tengah dan Yogyakarta dalam Menghadapi Pendudukan Belanda 1948-1949

SETYANINGSIH, WAHYU (2018) Peranan Bambang Sugeng Sebagai Panglima Divisi/Gubernur Militer III di Jawa Tengah dan Yogyakarta dalam Menghadapi Pendudukan Belanda 1948-1949. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img] PDF
WAHYU SETYANINGSIH (2018).pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (1MB)

Abstract

Skripsi dengan judul “Peranan Bambang Sugeng sebagai Panglima Divisi/GM III di Jawa Tengah dan Yogyakarta dalam menghadapi Pendudukan Belanda 1948-1949”, mengkaji tentang tokoh Bambang Sugeng dan peranannya dalam Divisi III yang berhasil memberi sumbangan pemikiran untuk penegakan kedaulatn RI daneksistensi TNI, namun tidak dikenal oleh masyarakat luas. Penelitian ini hendak
mengetengahkan tiga permasalahan sebagai berikut: pertama, penyebab Bambang Sugeng tidak dikenal oleh masyarakat luas. Kedua, perjalanan karir Bambang Sugeng hingga menjadi Panglima Divisi/Gubernur Militer III. Ketiga, peranan yang dilakukan oleh Bambang Sugeng sebagai seorang Panglima. Penelitian ini menerapkan metode sejarah dan menggunakan konsep prajurit, di mana Bambang Sugeng tidak hanya sebagai seorang Panglima yang
bertugas mengatur anak buah, namun juga sebagai seorang prajurit yang bertugas mempertahankan negara. Sementara itu, lingkup keilmuan dalam skripsi ini adalah sejarah militer khususnya yang terkait dengan peranan tokoh Bambang Sugeng dalam kehidupan TNI. Adapun pendekatan yang digunakan adalah politik-militer. Bambang Sugeng yang menjabat sebagai Panglima Divisi/GM III mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sejalan dengan kehidupan politik di Indonesia pada saat itu. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan perang di Divisi III dalam menghadapi serangan musuh. Selanjutnya, dalam kerangka peranan, Bambang Sugeng yang menjabat pada 1948-1949 memberi pengaruh yang signifikan bagi kehidupan TNI di Divisi III. Hal itu antara lain: melakukan penguatan pimpinan Divisi III, melakukan mobilitas personal dan penguatan organisasi untuk kebutuhan perang, melakukan perjuangan gerilya, dan menyusun strategi serta taktik dalam operasi. Setelah
Belanda melancarkan Agresi Militer ke-II, Bambang Sugeng menyusun strategi dan taktik gerilya yang lebih terstruktur. Operasi dijadwalkan dan difokuskan hanya pada satu tempat tertentu, sementara di tempat lain juga dilakukan serangan pengacau untuk memecah konsentrasi musuh. Memasuki bulan Februari 1949, Sri Sultan HB IX memberi gagasan untuk membuktikan eksistensi TNI. Hal itu
selanjutnya direspon oleh Bambang Sugeng dengan penuh semangat dan memberi tugas kepada Letkol Soeharto untuk melakukan serangan gerilya sekaligus pendudukan kota Yogyakarta pada 1 Maret 1949 meskipun dalam waktu beberapa jam. Hal itu mencapai keberhasilan dan sangat menarik perhatian dunia untuk lebih bersimpati kepada Indonesia. Bambang Sugeng adalah seorang Panglima yang tegas tetapi bersikap rendah hati. Sumbangan pemikiran, sikap, dan cara Bambang Sugeng selama memimpin kesatuan di Divisi III itu selanjutnya menginspirasi para prajurit di Divisi III untuk tetap melakukan perjuangan gerilya
hingga tercapainya perjanjian Roem-Royen. Penguatan pimpinan dan organisasi yang telah dilakukan oleh Bambang Sugeng kemudian menjadi cikal-bakal pembentukan KODAM IV/Diponegoro.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Bambang Sugeng; Divisi/GM III
Subjects: Undip Formal Documents
Divisions: Faculty of Humanities > Department of History
Depositing User: Lindra Astupi Sejarah
Date Deposited: 22 Feb 2021 03:19
Last Modified: 22 Feb 2021 03:19
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4153

Actions (login required)

View Item View Item