Search for collections on Undip Repository

Harian Suara Karya 1971-2005: Dari Surat Kabar Partai Menjadi Surat Kabar Independen

Sadrina, Anisa Nur (2018) Harian Suara Karya 1971-2005: Dari Surat Kabar Partai Menjadi Surat Kabar Independen. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img] PDF
Anisa Nur Sadrina.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (529kB)

Abstract

Skripsi ini mengkaji mengenai “Harian Suara Karya 1971-2005: Dari Surat Kabar Partai Menjadi Surat Kabar Independen”. Harian ini sebagai bagian dari pers Indonesia, merupakan sebuah wadah bagi proses input dalam sistem politik dan berkewajiban membentuk kesamaan kepentingan antara masyarakat dan negara. Harian Suara Karya merupakan harian yang dibentuk oleh Golkar pada 1971 sebagai jembatan penghubung kepentingan pemerintah dan masyarakat. Pada awal Orde Baru pers merupakan unsur penggerak pembangunan untuk membantu pemerintah dalam menggerakan pembangunan negara dan taraf kehidupan rakyat, hal ini terlihat dari pemerintah yang memberikan ruang bagi pers untuk bekerjasama dalam membangun pemerintahan Orde Baru secara penuh. Pada kurun waktu 1970-an hubungan antara pemerintah dengan pers menjadi tidak stabil diakibatkan pers dianggap merusak kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, hal ini mengakibatkan adanya peristiwa Malari 1972 yang berimbas ke pembredelan 12 surat kabar yang menentang kebijakan Orde Baru. Pada tahun 1980-an faktor – faktor yang menghambat kebebasan pers adalah adanya sistem perizinan terhadap pers (SIUPP). Pada awalnya harian Suara Karya sebagai harian yang dibentuk oleh Golkar, lebih condong sebagai harian politik utamanya penopang Golkar. Suara
Karya merupakan surat kabar penghubung dan tempat dialog masyarakat yang memiliki karya pembaharuan dan pembangunan dengan Golkar sebagai penyerap, penyalur, dan memperjuangkan aspirasi. Hubungan tersebut membuat surat kabar ini senantiasa mengetahui lebih dulu dan lebih banyak menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan politik dan pemerintahan. Dengan “modal politik” tersebut sebagai media penopang Orde Baru maka harian ini berhasil merebut pasar pembaca di era Orde Baru. Suasana demokrasi yang muncul pada era Reformasi tahun 1998 mengakibatkan keruntuhan Golkar. Hal ini berdampak pada menurunnya suara pemilih terhadap Golkar. Untuk membuat media ini agar tetap eksis di era Reformasi maka ada perubahan orientasi media. Harian ini kemudian mengalami pergeseran dari media politik menjadi media independen. Faktor yang mempengaruhi pergeseran ini ada dua, yaitu faktor eksternal yang mendukung pergeseran Harian Suara Karya adalah faktor sejarah dan sumber daya alam dan faktor internal yaitu regulasi, faktor minta baca, dan faktor demokratisasi. Tujuannya agar harian Suara Karya tidak ditinggalkan oleh sebagian besar
pembacanya di era global trend. Mulai tahun 1998 sampai 2005, Suara Karya melakukan transformasi pergeseran peran menjadi media umum yang independen. Strategi yang dilakukan untuk menjaga eksistensinya dengan melakukan perubahan tampilan tata wajah, rubik, dan substansi. Dari sisi substansi pergeseran ini terlihat dengan munculnya
berita-berita yang juga menampilkan kelemahan pemerintah, kelemahan Golkar, dan juga menampilkan berita yang sosial yang kritis, objektif, proposional dan independen.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Harian Suara Karya; Golkar
Subjects: Undip Formal Documents
Divisions: Faculty of Humanities > Department of History
Depositing User: Lindra Astupi Sejarah
Date Deposited: 17 Feb 2021 07:14
Last Modified: 17 Feb 2021 07:14
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4098

Actions (login required)

View Item View Item