Search for collections on Undip Repository

Pertarungan Dua Bintang: Rivalitas Ideologi Soemitro dan Ali Moertopo Tahun 1974-1978

Purnomo, Kudus (2017) Pertarungan Dua Bintang: Rivalitas Ideologi Soemitro dan Ali Moertopo Tahun 1974-1978. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img] PDF
Kudus Purnomo.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (578kB)

Abstract

Skripsi ini berjudul PERTARUNGAN DUA BINTANG: Rivalitas Ideologi Soemitro dan Ali Moertopo Tahun 1974-1978. Beberapa permasalahan yang akan dikaji yaitu: 1) Bagaimana dan mengapa terjadi rivalitas dua bintang dari AD antara Jenderal Sumitro dan Mayjen Ali Moertopo. 2) Bagaimana dampak dari rivalitas tersebut terhadap dinamika mahasiswa tahun 1974 hingga diterapkannya
kebijakaan NKK/BKK pada tahun 1978. Untuk mengkaji permasalahan tersebut digunakan metode sejarah kritis yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: a) heuristik, mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah, baik sumber primer maupun sumber sekunder. b) kritik sumber, proses yang dilakukan untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber. c) interpretasi menafsirkan dan
menyusun antara fakta satu dengan lainnya. d) historiografi, proses penulisan kembali peristiwa sejarah. Dengan demikian, dalam penulisan skripsi ini
menggunakan pendakatan ilmu sosiologi, psikologi sosial dan ilmu politik untuk mengkaji konsep peranan, perbedaan orintasi kedua pihak yang berkonflik, dan rivalitasnya dalam menghimpun basis kekuatannya di kalangan mahasiswa.
Rivalitas yang terjadi antara Soemitro dan Ali Moertopo adalah dampak dari kebijakaan dwi fungsi ABRI sebagai grand design politik orde baru, yang telah memberi peluang masuknya militer ke jaringan pemerintahan dalam rangka untuk menciptakan pengawasan yang ketat dengan tujuan untuk menciptakan stabilitas, sebagai prasyarat utama dalam melaksanakan pembangunan. Namun dalam
pelaksanaanya pemerintah mendapat kecaman dari “gerakan mahasiswa” yang pada awal tahun 1970an menepatkan posisi sebagai resi (pengecam keadaan sosial) pemerintahan. Mahasiswa menganggap strategi pembangunan yang digalang orde baru dipandang oleh mahasiswa tidak sustainable dan hanya menguntungkan segelintir elit pemerintahan. Melihat aksi protes mahasiswa yang terus bergulir, pemerintah mulai menyusun strategi untuk membendung aksi protes mahasiswa. Melalui lembaga-lembaga pengendali konflik sosial seperti Kopkamtib, Aspri dan Opsus, gerakan mahasiswa yang menggelora coba dipadamkan melalui pendekatan keamanan. Dalam usaha membendung aksi protes mahasiswa, terdapat dua nama elit militer yang muncul yaitu Jenderal Soemitro dan Mayjen Ali Moertopo. Kedua elite militer tersebut memiliki strategi yang berbeda dalam menangani mahasiswa, Jenderal Soemitro lebih terlihat persuasif dan sebaliknya Mayjen Ali Moertopo bertindak represif. Strategi yang awalnya membendung aksi mahasiswa, berubah menjadi ajang untuk menghimpun masa dan menggalang kekuatan dan berujung kepada rivalitas
keduanya. Rivalitas Jenderal Soemitro dan Mayjen Ali Moertopo mencapai puncaknya pada peristiwa Malari, yaitu dimana aksi mahasiswa memprotes masuknya modal asing. Rivalitas yang terjadi diantara keduanya berdampak pada pecahnya gerakan mahasiswa, antara kelompok mahasiswa UGM dan kelompok mahasiswa UI. Pada tataran elit terjadi perubahan beberapa struktur lembaga negara, dan mutasi
jabatan yang dialami oleh dua elite militer tersebut, yang memperlihatkan bahwa rivalitas yang terjadi dimenangkan oleh Mayjen Ali Moertopo. Selaku pihak yang
memenangkan rivalitas, Ali Moertopo dan kelompoknya menjadi pihak penjaga rezim orba dari kelompok yang mencoba merongrong kekuasaan. Kelompok yang paling merasakan dampak dari rivalitas tersebut adalah mahasiswa, pasca Malari dan rivalitas tersebut mahasiswa digiring untuk meninggalkan kegiatan yang berhubungan dengan politik melalui kebijakan NKK/BKK. Pers mahasiswa yang dahulu menjadi alat politik mahasiswa pun tidak terlepas dari tindakan represif pemerintah, pers mahasiswa yang sekiranya dianggap memprotes pemerintah
mengalami pembredelan. Hal ini dilakukan dalam rangka mengebiri politik kampus yang muaranya berdampak kepada menurunya aktivitas politik mahasiswa.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Soemitro; Ali Moertopo; Dwi Fungsi ABRI
Subjects: Undip Formal Documents
Divisions: Faculty of Humanities > Department of History
Depositing User: Lindra Astupi Sejarah
Date Deposited: 16 Feb 2021 03:56
Last Modified: 16 Feb 2021 03:56
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4071

Actions (login required)

View Item View Item