Search for collections on Undip Repository

Pemertahanan Budaya Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Tahun 1965-2000

Nugraha, Erlan (2017) Pemertahanan Budaya Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Tahun 1965-2000. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img] PDF
Erlan Nugraha.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (852kB)

Abstract

Skripsi dengan judul “Pemertahanan Budaya Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Tahun 1965-2000” ini membahas tentang sejarah masyarakat etnis Cina Benteng di Tangerang, terkait dengan kehidupan sosial dan budaya
masyarakat etnis Cina Benteng pada masa Orde Baru dan masa Reformasi. Metode penelitian ini yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang mencakup empat langkah penelitian, yaitu heuristik (pengumpulan sumber); kritik (pengujian sumber); interpretasi (penafsiran); dan historiografi (penulisan sejarah). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ilmu
sosial yang dibantu oleh pendekatan budaya, yang fokus pada kajian masyarakat Cina Benteng di Tangerang
Kehidupan masyarakat etnis Cina di Tangerang mengalami perubahan sejak terjadinya G 30 S (PKI) tahun 1965 di Indonesia. Setelah terjadinya G 30 S hubungan antara masyarakat etnis Cina Benteng dengan masyarakat Tangerang
(pribumi) mengalami kendala, karena ada kecuriagaan bahwa ada anggota masyarakat etnis Cina membantu G30 S. Kecurigaan ini meluas ke seluruh masyarakat etnis Cina, termasuk masyarakat etnis Cina Tanggerang. Tahun 1965 sampai tahun 2000 masyarakat Cina Benteng mendapat perlakuan diskrimatif dari pemerintah Orde Baru. Kebijakan pemerintah Orde Baru berdampak negatif terhadap masyarakat Cina Benteng di Tangerang. Kondisi masyarakat Cina Benteng mengalami perubahan baik di bidang sosial,
budaya, ekonomi dan politik. Interaksi sosial dan budaya masyarakat Cina Benteng menjadi tidak berkembang, karena tradisi dan budaya Cina dilarang ditampilkan di ruang publik. Temuan dalam penelitian ini yaitu, walaupun masyarakat Cina Benteng di Tangerang mendapat perlakuan diskriminatif oleh pemerintah Orde Baru, tetapi mereka masih mempertahkan dan melestarikan kebudayaan dan tradisi leluhur mereka, seperti tradisi Imlek, Cap Go Meh, Peh Cun, Perkawinan Chiou Thou dan Ceng Beng. Kebudayaan dan tradisi Cina yang masih bertahan semakin
berkembang pada masa Reformasi. Bahkan tradisi Peh Cun di adopsi oleh pemerintah Kota Tangerang yang bekerjasama dengan masyarakat Cina Benteng untuk menyelenggarakan festival Cisadane. Festival tersebut menjadi acara
tahunan rutin di Tangerang yang menampilkan kreatifitas daerah, kearifan lokal dan akulturasi budaya di Tangerang. Festival tersebut juga menggambarkan
dinamika kebudayaan kota Tangerang yang merupakan wujud dari keberanekaragaman, toleransi serta persatuan dan kesatuan masyarakat Tangerang

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Cina Benteng; Tangerang; Etnis Cina
Subjects: Undip Formal Documents
Divisions: Faculty of Humanities > Department of History
Depositing User: Lindra Astupi Sejarah
Date Deposited: 15 Feb 2021 07:25
Last Modified: 15 Feb 2021 07:25
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4056

Actions (login required)

View Item View Item