Search for collections on Undip Repository

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN TEMULAWAK (Curcuma Xanthorriza Roxb) DAN ANTISEPTIK PUTING TEMULAWAK TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK SUSU

SINTA, DIMA FLAURADIA and HARJANTI, DIAN WAHYU and HARTANTO, RUDY (2020) PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN TEMULAWAK (Curcuma Xanthorriza Roxb) DAN ANTISEPTIK PUTING TEMULAWAK TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK SUSU. Undergraduate thesis, FACULTY OF ANIMAL AND AGRICULTURAL SCIENCES.

Full text not available from this repository.

Abstract

DIMA FLAURADIA SINTA. 23010116130165. 2020. Pengaruh Pemberian
Suplemen Pakan Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) dan Antiseptik Puting
Temulawak terhadap Kualitas Fisik dan Organoleptik Susu. (Pembimbing: DIAN
WAHYU HARJANTI dan RUDY HARTANTO).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian suplemen
pakan temulawak dan antiseptik puting temulawak terhadap kualitas fisik dan
organoleptik susu. Penelitian dilaksanakan pada 23 Januari – 24 April 2019 di
peternakan Wahyu Agung Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang.
Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu 12 ekor sapi perah Friesian
Holstein penderita mastitis subklinis yang dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan
produksi susu yaitu produksi susu tinggi (8,86 – 12,22 liter), produksi sedang
(5,09 – 8,85 liter) dan produksi susu rendah (4,14 – 5,08 liter). Penelitian
menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok. T0
= pakan basal (kontrol), T1 = suplemen temulawak (1% kebutuhan BK), T2 = teat
dipping temulawak (5% b/v), T3 = suplemen temulawak (1% kebutuhan BK) +
teat dipping temulawak (5% b/v). Parameter yang diamati yaitu kualitas fisik susu
dan organoleptik susu. Data BJ yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis
ragam dan diuji lanjut dengan Paired T Test, data organoleptik dianalisis
menggunakan uji Kurskall Wallis dan uji lanjut Wilcoxon dan didukung dengan
analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan suplementasi dan
teat dipping temulawak berpengaruh nyata terhadap BJ susu (P<0,05) dan tidak
berpengaruh terhadap organoleptik susu. Pada kelompok T3 terdapat peningkatan
BJ (P<0,05) dari 1,020 g/ ml (hari 0) menjadi 1,025 g/ml (hari 30). Sedangkan
pada T2 terdapat kecenderungan untuk meningkat (P=0,053) dari 1,021 g/ml (hari
0) menjadi 1,024 g/ml (hari 30). Hasil uji organoleptik susu pada kelompok
perlakuan pada hari ke 30 adalah susu dominan berwarna normal putih
kekuningan, tidak beraroma khas temulawak dan rasa gurih. Hasil pengujian
panelis pada kelompok perlakuan temulawak menunjukkan peningkatan
kekentalan susu dari kisaran 13% - 15% menjadi 33% - 43%, namun tidak
terdapat perubahan tingkat kesukaan terhadap susu.
Simpulan penelitian ini adalah pemberian suplemen temulawak atau
pemberian antiseptik puting temulawak secara tunggal lebih tepat digunakan
daripada kombinasi keduanya, karena menghasilkan kualitas fisik dan
organoleptik susu yang sama dengan kontrol dan disukai oleh panelis.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Divisions: Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
Depositing User: Users 13 not found.
Date Deposited: 03 Nov 2020 02:55
Last Modified: 03 Nov 2020 02:55
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3940

Actions (login required)

View Item View Item