Search for collections on Undip Repository

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG LARVA BLACK SOLDIER FLY SEBAGAI PENGGANTI BUNGKIL KEDELAI TERHADAP POTONGAN KOMERSIAL KARKAS KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

DEWI, YOHANA R.S. and RIANTO, EDI and ADIWINARTI, RETNO (2020) PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG LARVA BLACK SOLDIER FLY SEBAGAI PENGGANTI BUNGKIL KEDELAI TERHADAP POTONGAN KOMERSIAL KARKAS KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN. Undergraduate thesis, FACULTY OF ANIMAL AND AGRICULTURAL.

[img] PDF
COVER.pdf

Download (459kB)
[img] PDF
BAB I.pdf

Download (89kB)
[img] PDF
BAB II.pdf

Download (247kB)
[img] PDF
BAB III.pdf

Download (423kB)

Abstract

YOHANA RATNA SARI DEWI. 23010116120020. 2020. Pengaruh
Pemberian Tepung Larva Black Soldier Fly sebagai Pengganti Bungkil Kedelai
terhadap Potongan Komersial Karkas Kelinci New Zealand White Jantan.
(Pembimbing : EDY RIANTO dan Rr. RETNO ADIWINARTI).
Bungkil kedelai merupakan bahan pakan sumber protein yang
ketersediaannya sangat terbatas dan masih bergantung pada impor. Larva Black
Soldier Fly (BSF) merupakan salah satu bahan pakan ternak sumber protein yang
potensial di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh
penggantian bungkil kedelai dengan tepung larva BSF terhadap bobot potongan
komersial karkas kelinci New Zealand White jantan. Manfaat dari penelitian ini
adalah memberikan informasi mengenai penggunaan tepung larva BSF terhadap
potongan komersial kelinci New Zealand White jantan.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 ekor kelinci New
Zealand White jantan dengan rerata bobot badan 1.346135 g (CV = 12,41%).
Rancangan percobaan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan
dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah: T0 (ransum komplit dengan
sumber protein utama bungkil kedelai 100%), T1 (ransum komplit dengan sumber
protein utama bungkil kedelai 90% dan tepung larva BSF 10%), T2 (ransum
komplit dengan sumber protein utama bungkil kedelai 80% dan tepung larva BSF
20%) dan T3 (ransum komplit dengan sumber protein utama bungkil kedelai 70%
dan tepung larva BSF 30%). Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah
konsumsi bahan kering (BK) pakan, kecernaan BK, pertambahan bobot badan
harian (PBBH), bobot potong, bobot dan persentase karkas, bobot dan persentase
foreleg, bobot dan persentase rack, bobot dan persentase loin, serta bobot dan
persentase hind leg.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diterapkan tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap semua parameter yang diamati. Rerata
konsumsi BK, kecernaan BK dan PBBH berturut-turut adalah 93 g/hari, 64%, dan
16 g. Rerata bobot potong, bobot karkas dingin dan persentase karkas dingin
berturut-turut adalah 2.674 g, 1.479 g dan 55%. Rerata bobot dan persentase
foreleg adalah 428 g dan 29%. Rerata bobot dan persentase rack adalah 177 g
dan 12%. Rerata bobot dan persentase loin adalah 314 g dan 21%. Rerata bobot
dan persentase hind leg adalah 585 g dan 38%.
Simpulan penelitian ini adalah bahwa penggunaan tepung larva BSF sebagai
pengganti bungkil kedelai mengasilkan bobot dan persentase potongan komersial
karkas (foreleg, rack, loin, dan hind leg) kelinci New Zealand White jantan yang
sama.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Divisions: Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
Depositing User: FPP Undip
Date Deposited: 02 Nov 2020 02:44
Last Modified: 02 Nov 2020 02:44
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3935

Actions (login required)

View Item View Item