RACHMAWATI, Siti and Syafrudin, Syafrudin and Budiyono, Budiyono (2024) PEMANFAATAN ABU HASIL INSINERASI LIMBAH MEDIS DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (FASYANKES) SEBAGAI BAHAN BAKU PAVING BLOCK. Doctoral thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

	Text 1. cover disertasi.pdf Download (643kB)
	Text 2. BAB 1 PENDAHULUAN.pdf Download (247kB)
	Text 3. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.pdf Download (899kB)
	Text 4. BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KONSEP.pdf Restricted to Repository staff only Download (457kB)
	Text 5. BAB 4 METODE PENELITIAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (479kB)
	Text 6. BAB 5 HASIL DAN BAHASAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text 7. BAB 6 SIMPULAN SARAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (34kB)
	Text 8. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (6MB)
	Text 9. LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB)

Abstract

Limbah medis diketahui semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir akibat pandemi Covid yang diikuti dengan peningkatan abu pembakaran hasil pembakaran limbah medis menggunakan insinerator. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum pada variasi komposisi pemanfaatan, mengidentifikasi senyawa logam berat Pb, Ni, Cu, Cd yang terkandung sebelum dan sesudah dilakukan pemanfaatan, menentukan risiko terhadap lingkungan, menganalisis kelayakan ekonomi dari biaya manfaat dan biaya lingkungan (ecocost) serta menilai kelayakan pemanfaatan yang ramah lingkungan. Jenis abu dasar dari PT XXY Mitra RSUD Dr. Moewardi digunakan pada penelitian ini. Uji laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Bahan Material UNS dan Laboratorium Limbah B3 UII Yogyakarta. Kondisi optimum ditentukan dari hasil uji kuat tekan dengan metode mix desain. Identifikasi kandungan senyawa logam berat menggunakan uji TCLP. Analisis risiko terhadap lingkungan menggunakan analisis kualitatif dan semi kuantitatif. Variabel yang akan dilakukan penilaian risiko lingkungan meliputi kualitas udara dan air, estetika lingkungan serta kesehatan masyarakat. Kelayakan dari segi ekonomi ditentukan dengan menghitung biaya manfaat dan biaya lingkungan (eco cost). Evaluasi penilaian kelayakan dari pemanfaatan sebagai produk yang ramah lingkungan menggunakan metode LCA. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum terdapat pada komposisi 50 % abu : 50 % pasir dengan uji kuat tekan rata-rata 13,28 MPa. Terdapat perbedaan kandungan senyawa logam berat sebelum dan sesudah dilakukannya pemanfaatan. Risiko terbesar ada pada penurunan kualitas udara dengan nilai 45 sebagai risiko high, sedangkan komponen lainnya sebagai risiko medium. Total nilai risikonya adalah risiko rendah dengan nilai 109. Kegiatan pemanfaatan menjadi paving block dinilai sudah layak secara ekonomi dengan value Gross Benefit/Cost > 1 serta besarnya biaya lingkungan (eco-cost) terhadap Kesehatan manusia sebesar Rp. 600.180,9. Biaya lingkungan terhadap kesehatan manusia pada kegiatan pengelolaan abu hasil insinerasi limbah medis yang diserahkan ke pihak ketiga sebesar Rp. 3.397.275,4, terhadap ekosistem Rp. 60.299,6 dan pada sumber daya alam sebesar Rp. 130.850,4. Penilaian dampak lingkungan yang dilakukan menunjukkan bahwa proses pemanfaatan abu memiliki tiga potensi dampak lingkungan tertinggi, yakni pemanasan global, Ekotoksisitas Terestrial dan Toksisitas Non-Karsinogenik terhadap Manusia.
Keywords : Abu Limbah Medis, Insinerator, Paving Block, Pemanfaatan

The COVID pandemic has increased medical waste in recent years, leading to an increase in ash from incinerator burns. This research aims to determine the optimum conditions for variations in utilization composition, identify the heavy metal compounds Pb, Ni, Cu, and Cd contained before and after utilization, determine the risk to the environment, analyze the economic feasibility of benefit costs and environmental costs (ecocost), and assess the feasibility of environmentally friendly use. Basic ash type from PT XXY Mitra RSUD Dr. Moewardi was used in this research. Laboratory tests were carried out at the UNS Materials Laboratory and the UII Yogyakarta Hazardous Waste Laboratory. The design mix method determines optimal conditions based on the results of compressive strength tests. The TCLP test identifies the heavy metal compound content. Environmental risk analysis employs qualitative and semi-quantitative approaches. The variables that will be assessed for environmental risk include air and water quality, environmental aesthetics, and public health. Calculating benefit costs and environmental costs (eco costs) determines feasibility from an economic perspective. Evaluation of the feasibility assessment of utilization as an environmentally friendly product using the LCA method. The research results show that the optimum conditions are found in a composition of 50% ash and 50% sand with an average compressive strength test of 13.28 MPa. There are differences in the content of heavy metal compounds before and after utilization. The biggest risk is a decrease in air quality, with a score of 45 as a high risk, while the other components are a medium risk. The total risk value is low risk with a value of 109. The activity of using paving blocks is considered economically feasible with a Gross Benefit/Cost value > 1, and the environmental costs (eco-cost) on human health are IDR. 600,180.9. The environmental costs to human health of ash management activities resulting from incineration of medical waste that are handed over to third parties amount to Rp. 3,397,275.4, to the ecosystem Rp. 60,299.6 and to natural resources Rp. 130,850.4. The environmental impact assessment carried out shows that the ash utilization process has the three highest potential environmental impacts, namely global warming, terrestrial ecotoxicity, and non-carcinogenic toxicity to humans.
Keywords : Medical Waste Ash, Incinerator, Paving Block, Utilization

Actions (login required)

View Item