Aisyi, Shabrina Rahadatul (2024) UPAYA TVRI DALAM MENJAGA NETRALITAS PADA MASA KAMPANYE PEMILIHAN PRESIDEN 2024 (Studi Kasus: Program Acara Pilihan Rakyat). Undergraduate thesis, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO.

	Text cover.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (558kB)
	Text bab 1 skripsi.pdf - Submitted Version Download (256kB)
	Text bab 2 skripsi.pdf - Submitted Version Download (163kB)
	Text bab 3 skripsi.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (263kB)
	Text bab 4 skripsi.pdf - Submitted Version Download (133kB)
	Text daftar pustaka skripsi.pdf - Submitted Version Download (80kB)
	Text lampiran skripsi.pdf - Submitted Version Restricted to Repository staff only Download (13MB)

Abstract

Pemilihan Presiden 2024 menjadi momen penting bagi TVRI dalam menjaga
netralitas sebagai lembaga penyiaran publik, khususnya melalui program "Pilihan
Rakyat.”. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 63
menjelaskan bahwa TVRI merupakan lembaga penyiaran publik yang didirikan
oleh negara dan harus bersifat netral. TVRI juga berperan sebagai “clearing
house” sebagai rumah pembersih dari pemberitaan palsu yang beredar pada saat
pemilihan presiden berlangsung. Penelitian ini mengkaji TVRI sebagai media
politik dalam Pemilihan Presiden 2024, dengan fokus pada konten program siaran,
narasi terhadap calon presiden dan wakil presiden, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi netralitas TVRI pada Pemilihan Presiden 2024.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data
melalui wawancara bersama 4 tim redaksi dan 3 jurnalis serta analisis konten
selama 28 November 2023 – 27 Desember 2023, 9 – 15 Januari 2024, 22 - 28
Januari 2024, dan 5 – 10 Februari 2024 pada program siaran Pilihan Rakyat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan temuan sebagai berikut,
pertama dari jumlah pemberitaan paling banyak ditemukan pada pasangan Anies
Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang kemudian diikuti oleh Ganjar Pranowo
dan Mahfud MD lalu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Kedua
dari sisi durasi paling banyak ditemukan pada pasangan Anies-Imin yang disusul
oleh Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud. Ketiga dari sisi tone negatif paling
banyak terdapat pada pasangan Anies-Imin sebanyak 5 berita dan jumlah tone
positif paling banyak terdapat pada Ganjar-Mahfud sebanyak 102 berita. Keempat
dari sisi narasi yang dibangun pada pasangan Anies-Imin adalah Intelektual,
pasangan Prabowo-Gibran serta Ganjar-Mahfud adalah Merakyat. Kelima,
terdapat faktor-faktor yang memengaruhi netralitas TVRI yaitu dinamika politik
di Indonesia, pengaruh tim redaksi dalam mengelola berita. Pada faktor-faktor
tersebut menunjukkan adanya tidakberimbangan jumlah berita yang ditayangkan
antar setiap paslon, kurangnya objektivitas TVRI terlihat pada jumlah tone negatif
pada paslon Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud sedangkan TVRI sendiri seharusnya
berperan sebagai “clearing house”, keberpihakan yang ditandai dengan GanjarMahfud mendapat tone positif tebanyak, dan kurangnya transparansi TVRI dalam
proses produksi konten maupun kebijakan editorial. Sebagai rekomendasi, TVRI
sebaiknya lebih berfokus pada upaya memperbaiki keseimbangan jumlah
pemberitaan antar paslon untuk memastikan tercapainya netralitas yang
diharapkan. TVRI harus lebih ketat dalam menerapkan prinsip "clearing house"
untuk menghindari adanya tone negatif yang tidak berimbang, serta memperkuat
objektivitas dengan memberikan ruang yang sama kepada semua kandidat. Selain
itu, penting bagi TVRI untuk meningkatkan transparansi editorial, sehingga
publik dapat memahami bagaimana keputusan penyiaran diambil.
Kata kunci: TVRI, Media Politik, Pemilihan Presiden 2024, Netralitas,
Analisis Konten, Framing, Narasi
160 pem 2024

Actions (login required)

View Item