ADJANI, SAFIRA and Sukinta, Sukinta and Marjo, Marjo (2024) ANALISIS PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. _013 Acara 2024. Undergraduate thesis, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

	Text Safira Adjani_cover.pdf Download (281kB)
	Text Safira Adjani_abstrak.pdf Download (46kB)
	Text Safira Adjani_bab 1.pdf Restricted to Repository staff only Download (164kB)
	Text Safira Adjani_bab 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (215kB)
	Text Safira Adjani_bab 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (165kB)
	Text Safira Adjani_bab 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (50kB)
	Text Safira Adjani_dapus.pdf Download (113kB)

Abstract

Visum et repertum merupakan keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan resmi dan penyidik yang berwenang mengenai pemeriksaan medis atas apa yang dilihat dan ditemukan pada manusia, baik dalam keadaan hidup maupun mati (mayat) atau terhadap bagian atau yang diduga sebagai bagian dari tubuh manusia, dengan pengetahuan yang sebaik-baiknya dan dibuat berdasarkan sumpah, untuk kepentingan peradilan.
Permasalahan dalam tugas akhir-skripsi ini membahas bagaimana kekuatan visum et repertum sebagai alat bukti dalam tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian, serta bagaimana prosedur pembuatan visum et repertum agar memenuhi sebagai alat bukti dalam pembuktian perkara penganiayaan yang
mengakibatkan kematian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini melalui metode yuridis-normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif. Digunakan data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka kemudian dilakukan analisis secara kualitatif.
Hasil penelitian diperoleh bahwa visum et repertum mempunyai nilai kekuatan pembuktian dan menjadi alat bukti yang sah bagi perkara tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian dimana hasil pemeriksaan tersebut dibuat oleh dokter yang berwenang berdasarkan pengetahuannya dan ditandatangani dibawah sumpah jabatan, sehingga menjadi akta autentik namun
harus dikaitkan dengan alat bukti lain agar tercipta suatu kebenaran materiil dan hakim dalam menjatuhkan suatu putusan telah memperoleh keyakinan dengan berdasar minimal dua alat bukti yang sah. Visum et repertum memberikan bukti ilmiah, mengungkapkan motif pelaku, mengidentifikasi pelaku, menjadi dasar dakwaan, menentukan waktu kejadian, dan memberikan pandangan objektif dalam persidangan. Kemudian untuk membuat visum et repertum penting diperhatikan untuk memenuhi syarat alat bukti yang sah dalam perkara tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian. Langkah-langkah yang perlu yakni
permohonan visum et repertum harus diajukan secara resmi melalui permohonan tertulis oleh penyidik. Kemudian dilakukan pemeriksaan korban secara medis oleh dokter kehakiman. Dokter yang telah melakukan pemeriksaan maka selanjutnya membuat visum et repertum dengan memenuhi format yang ditentukan. Dokter pembuat visum et repertum yang menangani korban yang diajukan oleh penyidik, wajib menandatangani visum et repertum tersebut. Apabila terdapat barang bukti lain yang melekat pada tubuh korban, maka dokter wajib menyerahkan kepada penyidik melalui berita acara yang memuat mengenai benda-benda yang diserahkan dokter kehakiman kepada penyidik.
Kata Kunci : Visum et Repertum, Pembuktian, Penganiayaan yang
Mengakibatkan Kematian, Sistem Peradila Pidana.

Actions (login required)

View Item