LARASATI, Fatati and Sutiningsih, Dwi and Widisuseno, Iriyanto (2023) HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE, AKSES PELAYANAN KESEHATAN, DAN KONDISI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN BONANG, DEMAK. Masters thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

	Text COVER.pdf Download (462kB)
	Text BAB 1.pdf Download (78kB)
	Text BAB 2.pdf Download (155kB)
	Text BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (56kB)
	Text BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (214kB)
	Text BAB 5.pdf Restricted to Repository staff only Download (396kB)
	Text BAB 6.pdf Restricted to Repository staff only Download (159kB)
	Text BAB 7.pdf Download (117kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (114kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB)

Abstract

Latar Belakang: Zoonosis masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia dikarenakan perkembangan kasus dan kematian leptospirosis yang masih tinggi setiap tahunnya. Menurut ILS Tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat ke-3 mortalitas leptospirosis tertinggi di dunia dengan CFR 16,7%. Data Kemenkes RI tahun 2021 menunjukkan Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat kedua tertinggi di Indonesia (265 kasus; 36,1%). Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten yang melaporkan kasus leptospirosis dengan kematian hampir setiap tahun di 12 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Bonang. Kejadian dan kematian leptospirosis ini umumnya dikarenakan rendahnya informasi dan kesadaran masyarakat tentang faktor pemicu terjadinya leptospirosis terkait personal hygiene, akses pelayanan kesehatan dan kondisi lingkungan di Kecamatan Bonang.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara karakteristik responden, personal hygiene, akses pelayanan kesehatan dan kondisi lingkungan dengan kejadian leptospirosis di Kecamatan Bonang.
Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang tinggal di Kecamatan Bonang. Sampelnya adalah sebagian dari masyarakat di 8 Desa Kecamatan Bonang yang berjumlah 96 responden. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling. Analisa data secara univariat, bivariat dengan uji chi square, dan multivariat dengan uji regresi logistic.
Hasil penelitian: Hasil uji multivariat menunjukkan faktor yang menjadi risiko kejadian leptospirosis di Kecamatan Bonang diantaranya tingkat pengetahuan leptospirosis (p value 0,002; POR 5,5; 95% CI 1,941-15,587), personal hygiene (p
value 0,023; POR 4; 95% CI 1,326-12,065), rujukan pelayanan kesehatan (p value
0,000; POR 10,929; 95% CI 3,291-36,290) dan keberadaan tumpukan barang (p
value 0,028; POR 3,58; 95% CI 1,206-10,634)
Kesimpulan: Saran bagi tenaga kesehatan dibantu kader melakukan penyuluhan secara aktif terkait informasi leptospirosis, personal hygiene yang rutin, memotivasi masyarakat untuk berkunjung ke puskesmas, dan memaksimalkan penggunaan air bersih serta bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari sampah/ tumpukan barang.
Kata kunci: Leptospirosis, Faktor risiko, personal hygiene, akses pelayanan kesehatan, kondisi lingkungan.

Background: Zoonoses still a threat to Indonesian society due to the number of cases and deaths of leptospirosis continues to increase globally every year. According to ILS 2019, Indonesia was ranked 3rd in the world for the highest mortality of leptospirosis (CFR 16.7%). Central Java Province is ranked second highest in Indonesia (265 cases; CFR 36.1%). Demak Regency is one of the districts that reports cases of leptospirosis with deaths almost every year in 12 sub-districts, one of which is Bonang District. The incidence and death of leptospirosis is generally due to low information and public awareness about the risk factors for leptospirosis related to personal hygiene, access to health services and environmental conditions in Bonang District.
Objective: To analyze the relationship between personal hygiene, access to health services and environmental conditions with the incidence of leptospirosis in Bonang District.
Method: This type of analytical observational research with a cross sectional design. The population in this study were all people living in Bonang District. The sample was part of the community in 8 villages in Bonang District, totaling 96 respondents. The sampling method was carried out using the cluster sampling technique. Data analysis was univariate, bivariate using the chi square test, and multivariate using the logistic regression test.
Results: Multivariate test results show that risk factors for leptospirosis in Bonang District include knowledge of leptospirosis (p value 0.002; POR 5.5; 95% CI 1.941-
15.587), personal hygiene (p value 0.023; POR 4; 95% CI 1.326-12.065), health
service referrals (p value 0.000; POR 10.929; 95% CI 3.291-36.290) and piles of
goods (p value 0.028; POR 3.58; 95% CI 1.206-10.634)
Conclusion: Suggestions for health workers to educate people about risk factor of leptospirosis, routine personal hygiene, motivating people to visit community health centers, and collaborating with local governments to create an environment free from rubbish/piles of goods.
Key words: Leptospirosis, risk factors, personal hygiene, access to health services, environmental conditions

Actions (login required)

View Item