HAYUNINGTYAS, ALYA RATNA (2023) TINGKAT KELULUSHIDUPAN DAN PROFIL PERTUMBUHAN KERANG HIJAU (Perna viridis) PADA PERAIRAN BELAKANG SABUK PANTAI DAN SALURAN TAMBAK TIMBULSLOKO SAYUNG DEMAK (23da255). Undergraduate thesis, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Text Alya Ratna 23da255.pdf Download (855kB)

Abstract

ABSTRAK
(ALYA RATNA HAYUNINGTYAS. 26020119130031. Tingkat
Kelulushidupan dan Profil Pertumbuhan Kerang Hijau (Perna viridis) pada
Perairan Belakang Sabuk Pantai dan Saluran Tambak Timbulsloko Sayung Demak.
Ristiawan Agung Nugroho dan Diana Chilmawati)
Desa Timbulsloko merupakan salah satu desa di Kecamatan Sayung,
Kabupaten Demak yang memiliki potensi pengembangan budidaya kerang hijau.
secara geografis Desa Timbulsloko dikelilingi oleh perairan dan ekosistem
mangrove sehingga lokasi tersebut dinilai cocok sebagai lokasi budidaya. Namun
akibat kurangnya informasi mengenai pemanfaatan perairan untuk kegiatan
budidaya kerang hijau di daerah tersebut menyebabkan sebagaian penduduknya
memperoleh kerang hijau berdasarkan hasil tangkapan dari alam. Apabila hal ini
terus dilakukan tanpa adanya restoking dapat menyebabkan kelimpahan kerang
hijau di perairan Timbulsloko terus menerus menurun. Lokasi budidaya sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang hijau karena
kegiatan budidaya yang dilakukan di perairan terbuka tidak dapat dikontrol kualitas
dan kesuburan perairannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perbedaan lokasi di Timbulsloko,
Sayung, Demak pada perairan belakang sabuk pantai dan saluran tambak terhadap
tingkat kelulushidupan dan profil pertumbuhan budidaya kerang hijau dan
menentukan lokasi yang memberikan tingkat kelulushidupan dan pertumbuhan
terbaik terhadap kerang hijau yang dibudidayakan. Data yang dikumpulkan
meliputi kualitas air dan kelimpahan nutrien. Kemudian data dari variabel
dilakukan uji beda dengan menggunakan uji independent T-test untuk mengetahui
hasil perbedaan antara SR, pertumbuhan mutlak, dan SGR dari kerang hijau yang
dibudidayakan pada lokasi yang berbeda.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai kelulushidupan pada
belakang sabuk pantai yaitu 61,7±27,6% berbeda nyata dengan saluran tambak
yaitu 51,6±25,2%. Nilai pertumbuhan bobot mutlak pada belakang sabuk pantai
8,71±2,30gr berbeda nyata dengan saluran tambak yaitu 7,42±2,04gr. Sedangkan
nilai panjang mutlak kerang hijau pada belakang sabuk pantai yaitu 13,14±4,29mm
tidak berbeda nyata dengan saluran tambak yaitu 12,60±4,73mm. SGR bobot pada
belakang sabuk pantai yaitu 1,63±0,33 berbeda nyata dengan saluran tambak
2,90±0,79%/hari. SGR panjang kerang hijau yaitu 0,47±0,16 berbeda nyata dengan
saluran tambak yaitu 0,93±0,36%/hari, dan nilai dari meat yield kerang hijau pada
belakang sabuk pantai yaitu 30,83±3,84% tidak berbeda nyata dengan saluran
tambak yaitu 29,03±6,9%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perairan
terbaik ada berada pada belakang sabuk pantai dengan kondisi perairan yang layak.
Kata kunci: Demak, Kelulushidupan, Kerang Hijau, Longline, Pertumbuhan.

ABSTRACT
(ALYA RATNA HAYUNINGTYAS. 26020119130031. Survival Rate
Level and Growth Profile of Green Mussels (perna viridis) in the Waters Behind
the Coastal Belt and in the Pond Channel Timbulsloko Sayung Demak. Ristiawan
Agung Nugroho and Diana Chilmawati)
Timbulsloko Village is one of the villages in Sayung District, Demak
Regency which has the potential to develop green mussel cultivation.
geographically Timbulsloko Village is surrounded by waters and mangrove
ecosystems so that the location is considered suitable as a location for cultivation.
However, due to a lack of information regarding the use of waters for green mussel
cultivation activities in the area, some of the population obtains green mussels
based on catches from nature. If this continues to be done without anyrestockingcan
cause the abundance of green mussels in Timbulsloko waters to continue to
decrease. The cultivation location greatly influences the growth and survival of
green mussels because the aquaculture activities carried out in open waters cannot
be controlled for the quality and fertility of the waters.
The purpose of this study was to examine the differences in locations in
Timbulsloko, Sayung, Demak in the waters behind the coastal belt and pond
channels on the survival rate and growth profile of the green mussel culture and
determine the location that provided the best survival rate and growth for the
cultivated green mussels. Collected data including water quality and nutrient
abundance. Then the data from the variable is tested using a different
testindependent T-test to determine the results of differences between SR, absolute
growth, and SGR of green mussels cultivated in different locations.
The results obtained showed that the survival rate behind the coastal belt,
which was 61.7 ± 27.6%, was significantly different from that of the embankment
channel, which was 51.6 ± 25.2%. The absolute weight growth value behind the
coastal belt is 8.71 ± 2.30gr, which is significantly different from the embankment
channel, which is 7.42 ± 2.04gr. While the absolute length value of the green
mussels behind the coastal belt is 13.14 ± 4.29mm, not significantly different from
the embankment channel, which is 12.60 ± 4.73mm. The weight SGR behind the
coastal belt is 1.63 ± 0.33, which is significantly different from the embankment
channel of 2.90 ± 0.79%/day. The long SGR of green mussels, namely 0.47 ± 0.16,
was significantly different from that of pond channels, namely 0.93 ± 0.36%/day,
and the value ofmeat yield green mussels behind the coastal belt which is 30.83 ±
3.84% is not significantly different from the pond channel which is 29.03 ± 6.9%.
The results of the study show that the best waters are behind the coastal belt with
decent water conditions.
Keywords: Demak, Green Mussels, Growth Longline, Survival Rate

Actions (login required)

View Item