SYAFFARA, NABILA RIZA (2023) PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN KAKAP (Lates calcarifer) PADA BUDIDAYA SISTEM POLIKULTUR DENGAN RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) DI TAMBAK TRADISIONAL KAB. BREBES (23da254). Undergraduate thesis, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Text Nabila Riza 23da254.pdf Download (988kB)

Abstract

ABSTRAK
(Nabila Riza Syaffara. 26020119130103. Pengaruh Padat Tebar Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Kakap (Lates calcarifer) Pada Budidaya
Sistem Polikultur Dengan Rumput Laut (Gracilaria sp.) di Tambak Tradisional
Kab. Brebes. Sri Rejeki dan Dicky Harwanto).
Ikan kakap putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu komoditas laut
yang bersifat euryhaline dan banyak dibudidayakan di Indonesia karena memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Ikan kakap dapat dibudidayakan secara polikultur
dengan rumput laut Gracilaria sp. di tambak karena ikan kakap dapat memangsa
grazer (ikan-ikan herbivora) yang dapat berpengaruh tehadap produksi Gracilaria
sp. Sementara itu, Gracilaria merupakan biofilter yang efisien untuk digunakan
dalam aplikasi rekayasa ekologi yang berfungsi memperbaiki kualitas air pada
media pemeliharaan. Padat tebar merupakan salah satu faktor berpengaruh terhadap
pertumbuhan yang dibudidayakan sistem budidaya polikultur. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pertumbuhan ikan kakap putih (Lates calcarifer) dengan padat
tebar berbeda pada budidaya system polikultur dengan rumput laut Gracilaria sp.
Kultivan yang digunakan adalah ikan kakap (Lates calcalifer) dan Gracilaria sp..
Hasil penelitian menunjukan padat tebar kakap putih yang berbeda berpengaruh
nyata terhadap kelulushidupan. Kelulushidupan (SR) pada perlakuan A (0,2
ekor/m²) = 34,67±4,50% signifikan lebih tinggi. Sementara itu, padat tebar kakap
putih yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak,
laju pertumbuhan relatif (RGR) dan laju pertumbuhan spesifik (SGR). Laju
pertumbuhan mutlak ikan kakap pada perlakuan A (50 ekor/250 m² ) = 263±75,39
gr sama dengan perlakuan B (100 ekor/250m²) = 240,6±76,54 dan C (150
ekor250/m²) = 228,8±69,29, nilai laju pertumbuhan relatif pada perlakuan A (50
ekor/250m²) = 11,3±3,9%/90 hari sama dengan perlakuan B (100 ekor/250m²) =
10,2±4,20%/90 hari dan perlakuan C (150 ekor/250m²) = 9,6±4,1%/90 hari. Laju
pertumbuhan spesifik pada perlakuan A (50 ekor/250m²) = 1,90±1,95%/hari sama
dengan perlakuan B (100 ekor/250m²) = 1,89±0,30%/hari dan perlakuan C (150
ekor250/m²) = 1,86±0,27%/hari.
Kata Kunci : ikan kakap (Lates calcarifer), Gracilaria sp., padat tebar, polikultur

ABSTRACT
(Nabila Riza Syaffara. 26020119130103. Effect on Different Stocking
Densities on Growth and Survival on Snapper (Lates calcarifer) Polyculture
Systems with Seaweed (Gracilaria sp.) in Traditional Ponds, Brebes Regency,
Central Java. Sri Rejeki dan Dicky Harwanto).
White snapper (Lates calcarifer) is one of the euryhaline marine
commodities which is widely cultivated in Indonesia because it has high economic
value. Snapper can be cultivated in polyculture with Gracilaria sp.. in ponds
because snapper can eat grazers (herbivorous fish) which can affect the production
of Gracilaria sp. Meanwhile, Gracilaria is an efficient biofilter for use in ecological
engineering applications which functions to improve water quality in rearing
media. Stocking density is one of the factors influencing the growth of the cultivated
polyculture system. The purpose of this study was to determine the growth of
barramundi (Lates calcarifer) with different stocking densities in the polyculture
system with Gracilaria sp. seaweed. This study used snapper (Lates calcalifer) and
Gracilaria sp for the cultivans. The results showed that different stocking densities
of snapper had a significant effect on survival rate. The survival rate (SR) in
treatment A (0.2 individuals/m²) = 34.67 ± 4.50% was significantly higher.
Meanwhile, different barramundi stocking densities had no significant effect on
absolute weight growth, relative growth rate (RGR) and, specific growth rate
(SGR). The absolute growth rate of snapper in treatment A (50 individuals/250 m²
) = 263 ± 75.39 g is the same as in treatment B (100 individuals/250m²) = 240.6 ±
76.54 and C (150 individuals 250/m²) = 228 .8 ± 69.29, the relative growth rate in
treatment A (50 individuals/250m²) = 11.3 ± 3.9%/90 days is the same as treatment
B (100 individuals/250m²) = 10.2 ± 4.20 %/90 days and treatment C (150
individuals/250m²) = 9.6 ± 4.1%/90 days. The specific growth rate in treatment A
(50 individuals/250m²) = 1.90±1.95%/day was the same as in treatment B (100
individuals/250m²) = 1.89±0.30%/day and in treatment C (150 individuals250 /m²)
= 1.86±0.27%/day.
Keywords : white snapper (Lates calcarifer), Gracilaria sp., stocking density,
polyculture

Actions (login required)

View Item