Search for collections on Undip Repository

ANALISIS ANCAMAN BENCANA LONGSOR WILAYAH TERBANGUN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus: Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang)

RACHMAWATI, EKHA (2023) ANALISIS ANCAMAN BENCANA LONGSOR WILAYAH TERBANGUN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus: Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang). Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img] Text
21110118130082-COVER.pdf

Download (799kB)
[img] Text
21110118130082-ABSTRAK.pdf

Download (8kB)
[img] Text
21110118130082-BAB I PENDAHULUAN.pdf

Download (53kB)
[img] Text
21110118130082-BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (545kB) | Request a copy
[img] Text
21110118130082-BAB III METODOLOGI PENELITIAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (918kB) | Request a copy
[img] Text
21110118130082-BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text
21110118130082-BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (8kB) | Request a copy
[img] Text
21110118130082-LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mencatat adanya 432 bencana alam pada tahun 2021 dengan tanah longsor memiliki frekuensi kejadian tertinggi di Semarang yaitu 146 kejadian. Banyaknya kejadian longsor dipengaruhi tidak hanya karena adanya gejala fisik alam, namun juga
adanya kegiatan penduduk yang tidak terkendali dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Hal ini dipengaruhi karena adanya peningkatan kebutuhan lahan sehingga dapat memicu adanya pemotongan lereng untuk dilakukan pembangunan dan
mempengaruhi stabilitas lereng. Maka diperlukan pemetaan ancaman bencana longsor wilayah terbangun untuk mengurangi jumlah kerugian material dan nonmaterial.
Pemetaan dilakukan menggunakan metode skoring dan pembobotan dengan proses overlay menggunakan perangkat lunak SIG. Pembuatan peta mengacu pada Permen PU No.22/PRT/M/2007 menggunakan aspek fisik alami dengan tujuh indikator yaitu kemiringan lereng, kondisi tanah, batuan penyusun lereng, curah hujan, tata air lereng, kegempaan, dan vegetasi. Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, Kec. Banyumanik dan Kec. Gunungpati dikategorikan menjadi
2 zona, yaitu Tipe B dan Tipe C. Tipe B merupakan daerah yang memiliki kelerengan 21%-40%, sedangkan Tipe C merupakan daerah dengan kemiringan lereng 0%-20%. Diperoleh hasil pemetaan Tipe C untuk Kecamatan Banyumanik didominasi oleh ancaman tingkat sedang yaitu 1319,6 ha dan Kecamatan
Gunungpati didominasi oleh ancaman tingkat sedang yaitu seluas 3173,5 ha. Sedangkan untuk Tipe B, Kecamatan Banyumanik didominasi oleh ancaman tingkat sedang yaitu 304, 8 ha dan Kecamatan Gunungpati didominasi oleh ancaman tingkat sedang yaitu seluas 849,1 ha. Untuk hasil pemetaan wilayah terbangun dengan metode digitasi menghasilkan 1686,1 ha wilayah terbangun di Kecamatan Banyumanik dan 1494,5 ha di Kecamatan Gunungpati. Setelah dilakukan overlay didapatkan Kecamatan Banyumanik ancaman longsor tipe C
didominasi oleh tingkat sedang yaitu 776,9 ha dan untuk tipe B didominasi tingkat seluas 96,9 ha. untuk Kecamatan Gunungpati dengan ancaman longsor tipe C didominasi ancaman tingkat sedang seluas 844,2 ha dan tipe B didominasi ancaman
tingkat sedang seluas 64,9 ha.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Ancaman Longsor, Permen PU, SIG, Wilayah Terbangun
Subjects: Engineering
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Geodetic Engineering
Depositing User: Geodesi undip
Date Deposited: 26 Dec 2023 07:34
Last Modified: 26 Dec 2023 07:34
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/19414

Actions (login required)

View Item View Item