Hidayatullah, Alfath (2023) RENCANA AREA PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI BWP PUSAT KOTA BEKASI. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Text view_usp=drive_link - Published Version Restricted to Registered users only Download (84kB) | Request a copy

Abstract

Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Pusat Kota Bekasi berdasarkan Rencana Struktur Ruang
Wilayah Kota Bekasi Tahun 2015-2035 memiliki fungsi sebagai peruntukan Pusat Pemerintahan, Sosial,
Ekonomi, dan Rekreasi Kota. BWP Pusat Kota Bekasi mencakup 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Bekasi
Barat, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Bekasi Selatan, dan Kecamatan Rawalumbu. Berdasarkan
data Sensus Penduduk BPS Tahun 2020, Kota Bekasi menempati urutan ketiga sebagai kota dengan
penduduk terbanyak di Indonesia dengan 2,5 juta jiwa, hal ini dapat dipengaruhi karena Kota Bekasi
menjadi salah satu Kota Satelit dari Ibukota Jakarta yang menjadikan banyak orang memilih tinggal dan
bermukim di Kota Bekasi. Peningkatan kebutuhan lahan terbangun juga dapat mengambil alih fungsi
ekologis dari lahan di sekitarnya. Ditambah dengan jumlah penduduk di BWP Pusat Kota yang
mencapai 38% dari keseluruhan penduduk Kota Bekasi yang bermukim di 4 Kecamatan yang termasuk
di dalamnya. Kota Bekasi kerap kali mendapat julukan ‘planet lain’ dikarenakan permasalahan
kemacetan yang terjadi serta suhu udara panas yang mencapai 36,6o celsius pada tahun 2021. Suhu panas
di Kota Bekasi juga dapat dikaitkan dengan data Dinas Tata Ruang Kota Bekasi terkait persentase RTH
di Kota Bekasi yang belum mencapai ketentuan minimum RTH sebesar 30%, terutama terkait luasan
RTH publik, padahal RTH dapat menjadi penyeimbang suhu permukaan di suatu wilayah.
Tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah untuk membuat rencana area prioritas
pengembangan ruang terbuka hijau publik di BWP Pusat Kota Bekasi yang ditentukan berdasarkan
pendekatan suhu permukaan dan kemudian disandingkan dengan peta penggunaan lahan dan peta
bidang tanah dari Dinas Tata Ruang Kota Bekasi untuk mengetahui lokasi potensial pengembangan
RTH. Analisis area prioritas ruang terbuka hijau memperhatikan suhu sebagai faktor utama. Suhu
permukaan juga berkaitan dengan kerapatan vegetasi dan kepadatan penduduk. Semakin rapat vegetasi
maka suhu permukaan semakin rendah, berlaku sebaliknya bila semakin padat penduduk di suatu
wilayah maka suhu permukaan semakin tinggi. Metode perencanaan yang digunakan adalah metode
spasial dengan skenario do something yang dilakukan dengan merencanakan pengembangan RTH
publik yang meliputi identifikasi lahan potensial berdasarkan jenis penggunaan lahan dan tipe hak
bidang tanah. Setelah lahan potensial diperoleh maka akan dikorelasikan dengan area prioritas untuk
mengetahui titik rencana berdasarkan area prioritas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28,83% dari luas total wilayah BWP Pusat Kota termasuk
ke dalam area prioritas pertama dengan luas 1792,35 ha yang tersebar di delapan (8) kelurahan. Lalu
terdapat 34,02% dari luas total wilayah BWP Pusat Kota yang termasuk ke dalam area prioritas kedua
dengan luas 2114,82 ha. Dalam rencana pengembangan RTH publik diperoleh lahan potensial yang
dapat dikembangkan seluas 12,73 ha di setiap kelurahan dengan asumsi untuk perencanaan 10 tahun
kedepan sampai tahun 2033 dengan penambahan sebesar 0,2%. Rencana tersebut meliputi 1,33 ha pada
area prioritas pertama, 2,51 ha pada area prioritas kedua, dan 8,89 ha pada area non prioritas. Lokasi
sebaran dan luasan rencana pengembangan RTH publik ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah
maupun developer di masa yang akan datang untuk memperhatikan pengembangan RTH dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan kenyamanan masyarakat.
Kata Kunci: area prioritas, ruang terbuka hijau, suhu permukaan, rencana pengembangan

Actions (login required)

View Item